REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Ekosistem budidaya pisang cavendish di Sulawesi Selatan terus berjalan bahkan skalanya terus meningkat. Baik dari segi penambahan off-taker, sebaran lokasi atau daerah budidaya, jumlah industri jasa keuangan (IJK), jumlah petani, hingga luas lahannya.
“Khusus program budidaya pisang cavendish ini ekosistemnya terus berjalan. Bahkan sejak dicanangkan pada 2023 kita terus melakukan scale-up mulai dari penambahan off-taker, sebaran lokasi budidaya juga bertambah, termasuk lahannya,” kata Kepala OJK Sulselbar Darwisman, dalam keterangannya, Kamis, (26/12/2024).
Ia menyebutkan, di periode 2025 luas lahan yang akan dimanfaatkan dalam budidaya pisang cavendish ini seluas 2.433 hektare (Ha) dari 49,5 Ha di 2024. Makin luasnya lahan budidaya pisang cavendish tersebut tentunya turut mempengaruhi peningkatan petani pada komoditas tersebut.
Baca Juga : Pastikan Tepat Sasaran, Tamsil Linrung Inisiasi Posko Pengaduan Program Strategis Presiden di Sulsel
“Harapannya dengan luas lahan yang bertambah maka jumlah petaninya juga meningkat dari 25 petani saat ini (2024) menjadi 2.433 petani di 2025,” lanjutnya.
Peningkatan skala ekosistem budidaya pisang cavendish ini juga tentunya hingga ke daerah. Dimana, pada 2024 ada 5 kabupaten dan kota yang mengembangkan budidaya pisang cavendish, sementara di 2025 akan menyentuh 15 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan.
Antara lain, Kabupaten Pinrang, Luwu Utara, Soppeng, Maros, Pangkep, Takalar, dan Luwu Utara. Kemudian, Kabupaten Luwu, Enrekang, Sidrap, Wajo, Bone, Gowo, Jeneponto, dan Kota Parepare.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
“Peningkatan juga terjadi pada off-taker nya yang awalnya hanya PT CAP, sekarang juga ada ke PT NSA. Begitu juga jumlah IJK-nya yang terus bertambah, dimana sekarang sudah ada 3 bank dan asuransi yang terlibat yakni BRI, Mandiri, dan Jasindo, dari sebelumnya 1 bank yakni Sulselbar dan 1 asuransi,” ungkap Darwisman.
Lanjutnya, secara besaran (potensi) luas lahan budidaya pisang cavendish ini ada di Luwu Utara dengan luas 460 Ha, Kabupaten Maros dengan 299 Ha luas lahan, kemudian 278 Ha lahan potensial di Kabupaten Bone, serta 261 Ha di Kabupaten Gowa.
“Kemudian ada 200 Ha lahan potensial di Kabupaten Pinrang dan Takalar, serta 100 Ha lahan di Luwu Timur,” jelasnya.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Menurutnya, terjadinya pengembangan ekosistem pada budidaya pisang cavendish ini juga tentunya akan berdampak pada peningkatan jumlah kreditnya. Seperti di periode 2024 kreditnya mencapai Rp4,95 miliar, maka di 2025 tembus Rp237,28 miliar.
“Lahan potensialnya sudah ada, ini lagi proses untuk dilakukan asesmen. Kita doakan budidaya pisang cavendish ini terus memberikan dampak positif bukan hanya kepada masyarakat dalam hal ini petani, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
