0%
logo header
Jumat, 20 Desember 2024 14:15

30 Pelaku UMKM Baji’na Binaan OJK Sulselbar Berhasil Tembus Pasar Ekspor

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala OJK Sulselbar Darwisman. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
Kepala OJK Sulselbar Darwisman. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Sebanyak 30 pelaku usaha dalam Program Pemberdayaan, Pendampingan dan Pembiayaan UMKM Unggulan Sulawesi Selatan yang Berorientasi Ekspor (UMKM Baji’na) telah memasarkan produk-produknya ke pasar ekspor.

Program UMKM Baji’na yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar ini telah memberikan pembinaan kepada 71 pelaku UMKM di Sulawesi Selatan melalui pendampingan inkubasi. Dari total binaan yang ada 30 UMKM telah melakukan ekspor hingga periode 2024 dari sebelumnya di periode 2022 sebanyak 5 UMKM.

“Saat ini pasar-pasar ekspor dari pelaku UMKM di program ini mulai dari Dubai, Singapura, Jepang, Cina, dan beberapa negara-negara lainnya.” terang Kepala OJK Sulselbar Darwisman, dalam keterangannya, Jumat, (20/12/2024).

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Ke-30 pelaku UMKM dalam pendampingan tersebut di antaranya, Banoaqu dengan komoditas yang diperdagangkan yakni kunyit bubuk, merica bubuk, kemiri sangrai, pala dan fuli yang di ekspor ke Saudi Arabia. Selanjutnya, CV Al Razak pada brand Kopi Asik dengan komoditas kopi kalosi Enrekang yang di ekspor ke Asia dan Eropa, Keripik Bachiss yang memproduksi keripik buah dengan permintaan negara ke HongKong.

Ada pula produk udang vaname yang dikelola Kelompok Budidaya Udang Batu Tittie dengan tujuan ekspor ke Arab Saudi, Malaysia, dan Brunei Darusalam. Selain itu, produk gula aren yang berhasil di ekspor ke Belanda melalui UMKM Insan Maiwa Mandiri, serta produk sirup markisa dari Melano Toraja yang di ekspor ke Korea Selatan.

Ia menyebutkan, hingga saat ini produk-produk yang dihasilkan para pelaku UMKM di program tersebut beragam. Antara lain, kerajinan anyaman, kopi, garam beryodium, kain tenun, susu sapi, kemiri, lada, ubi, pisang, ikan, hingga makanan dan minuman olahan.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

Sementara, untuk negara tujuannya pun berbeda-beda, mulai dari Australia, Vietnam, Amerika Serikat, Perancis, Thailand, Timur Tengah, Kuwait, Dubai, dan beberapa negara lainnya.

“Kami percaya produk UMKM di Sulawesi Selatan ini sangat besar potensinya untuk di ekspor, hanya saja memang perlu dukungan dan pendampingan yang serius dan berkelanjutan. Termasuk dukungan dari pemerintah hingga stakeholder lainnya,” terang Darwisman.

Program UMKM Baji’na ini pun menjadi salah satu program yang dicanangkan OJK Sulselbar dalam upaya pengembangan akses keuangan daerah. Selain itu, beberapa program lainnya yakni Program Hapus Ikatan Rentenir di Sulawesi (Phinisi). Dimana hingga triwulan ketiga 2024 program ini telah memberikan manfaat kepada 823.606 debitur dengan nominal Rp26,47 triliun yang didominasi sektor pertanian sebesar 46,08 persen.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

Selain itu, Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) yang kini telah ada di Kabupaten Jeneponto yang berada di Desa Kassi dan berhasil memberikan pembiayaan kepada 40 debitur UMKM senilai Rp3,7 miliar. Ada pula Program Pondok Pesantren Inklusif Keuangan (EPIKS), Program High Impact yang merupakan unggulan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), serta Program Pemberdayaan Ekosistem Bisnis UMKM melalui Klasterisasi. Di program ini terdapat 1.300 klaster dengan 19.971 debitur atau Rp681 miliar plafond kredit.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646