REPUBLIKNEWS.CO.ID, BANJARMASIN — Warga Jalan Kayutangi II, Kelurahan Pangeran, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dihebohkan sarang tawon vespa. Serangga bernama latin Vespa Affinis itu bersarang di atap salah satu rumah warga bernama Mila (53).
“Informasi dari petugas damkar usia sarang tawon ini sudah lebih 1 tahun, tapi saya baru melihat,” ujar Mila kepada republiknews.co.id, Rabu (20/07/2022).
Awalnya, kata Mila, keberadaan informasi adanya tawon vespa itu diberitahu oleh kakaknya sendiri yang tinggal di sana. Kemudian, kata dia, ditelpon oleh kakaknya bahwa ada sarang tawon yang berukuran besar.
Baca Juga : Jasa Raharja Kalsel Dukung Indonesia Bebas ODOL, FKLL Tegaskan Sinergi Pengawasan
Diketahui bahwa keberadaan sarang berdiameter sekitar 1 meter itu menjadi geger satu kampung. Warga lantas memanggil petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Banjarmasin untuk melakukan evakuasi.
“Ini sarang tawon paling besar yang pernah kita evakuasi,” ujar Komandan Pleton (Danton) DPKP Banjarmasin, Ilham Pengabdi.
Dalam proses evakuasi, kata Ilham, sedikitnya ada 4 petugas yang sempat kena sengatan. Yakni, Evan Azhar, Fajar Ramadhan, Hermawan dan Ibrahim. “Mereka diserbu karena koloni tawon vespa tersebut merasa terganggu ketika mereka berada di depan sarangnya,” ujarnya.
Baca Juga : Perkuat Kolaborasi, Kakorlantas Polri dan Jasa Raharja Bahas Strategi Keselamatan Lalu Lintas
Kata Ilham, pihaknya langsung mengevakuasi ke unit ambulance milik warga yang saat itu sedang siaga di lokasi untuk diberikan pertolongan pertama. Dari pantauan, bagian tubuh dari keempat anggota yang terkena sengatan tawon tersebut langsung membengkak dan bentol-bentol.
“Di dalam ambulance, mereka mendapat perawatan dengan cairan antiseptik untuk mengurangi rasa nyeri akibat sengatan tawon,” ungkapnya.
Ditanya mengapa sampai ada petugas DPKP yang terkena sengatan. Mengingat saat proses evakuasi mereka sudah memakai APD (Alat Pelindung Diri). Namun, kata dia, kondisi itu tetap saja berdampak kepada relawan yang mengevakuasi.
Disadarinya, Ilham mengakui bahwa saat ini pihakhya memang mengalami keterbatasan APD, khususnya yang berkaitan dengan proses evakuasi serangga penyengat seperti lebah dan tawon.
Baca Juga : Jasa Raharja Salurkan Santunan Rp650 Juta untuk Korban Kecelakaan Selama PAM Lebaran 2025 di Kalsel
“Memang kembali terjadi lagi sengatan pada anggota kita yang sedang berupaya mengevakuasi. Ini dikarenakan terbatasnya APD kita yang saat ini kurang safety,” jelasnya.
Benar saja, alat pelindung diri petugas khususnya pelindung bagian kepala dan sarung tangan yang dipakai petugas sudah tidak layak digunakan.
“Ada beberapa bagian yang robek dan bahan yang digunakan pun sangat tipis,” ujarnya.
Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan
Tapi, menurutnya pihak mereka sudah mengajukan kepada pimpinan untuk mengadakan alat yang safety. “Semoga cepat disetujui,” harapnya.
Hal itu diungkapkan Ilham bukan tanpa alasan, dia mengungkapkan bahwa di bulan Juli ini saja, pihaknya sudah menerima sebanyak 10 laporan warga terkait keberadaan sarang tawon dan lebah.
Dia menduga banyaknya laporan tawon dan lebah yang masuk di bulan ini disebabkan adanya migrasi dari koloni serangga penyengat tersebut.
Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan
“Sementar yang paling kita perlukan ini adalah penutup kepala dan sarung tangan. Karena dua item ini menjadi alat yang penting salam penunjang proses evakuasi tawon dan lebah,” pungkasnya.
