REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Hingga Januari 2025 tercatat 553.317 masyarakat di Sulawesi Selatan melalui rekening penerima aktif telah memanfaatkan layanan pinjaman daring (Pindar) atau Fintech Peer to Peer (P2P) Landing untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka.
Bahkan jumlah penerima pinjaman ini mengalami kenaikan 58,16 persen secara tahunan atau sekitar 231.507 rekening pada Januari 2024 lalu. Bahkan secara tahunan jumlah rekening aktif mengajukan pinjaman ke layanan Fintech P2P Lending ini mengalami pertumbuhan progresif.
“Di 2023 rekening penerima pinjaman sebanyak 375.467, sementara sepanjang 2024 itu totalnya ada 533.901 rekening,” terang Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulselbar Moch. Muchlasin, dalam keterangannya, kemarin.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Sementara, total utang masyarakat atau outstanding pinjaman di Fintech P2P Lending dalam periode yang sama sebesar Rp1,84 triliun atau mengalami kenaikan 48,70 persen di tahun sebelumnya. Adapun tingkat wanprestasi mampu terjaga yaitu sebesar 1,69 persen.
Di sisi perkembangan sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) lainnya di Sulawesi Selatan juga terlihat pada total piutang perusahaan pembiayaan. Dimana kinerja mengalami pertumbuhan 5,41 persen menjadi Rp19,06 triliun pada Februari 2025.
“Untuk kondisi Non Performing Financing (NPF)-nya juga terjaga diangka 2,02 persen,” sebutnya.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Namun di sisi lain, sebut Muchlasin pada kinerja perusahaan model ventura di Sulawesi Selatan mengalami penurunan. Dimana, total pembiayaan perusahaan modal ventura terkontraksi sebesar -7,21 persen dari tahun sebelumnya atau hingga Februari 2025 baru mencapai Rp365.689 triliun. Adapun pada kondisi NPF sebesar 4,51 persen.
“Penurunan di sektor pembiayaan modal ventura bukan hanya terjadi di Sulawesi Selatan, tetapi juga di wilayah Sulampua. Dimana terjadi kontraksi sebesar -9,10 persen,” terangnya.
Selanjutnya, hingga posisi Januari 2025, total pinjaman yang disalurkan pada perusahaan pergadaian tercatat tumbuh 28,09 persen mencapai Rp7,71 triliun.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
Pada kinerja sektor PVML di Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) khususnya pada outstanding pembiayaan di Fintech P2P Lending tumbuh sebesar 64,50 persen atau Rp5,2 triliun pada posisi Januari 2025.
Outstanding penjaminan pada perusahaan penjaminan juga tercatat tumbuh sebesar 28,25 persen mencapai Rp957 miliar. Kemudian, untuk total piutang perusahaan pembiayaan pada periode yang sama juga tumbuh sebesar 8,25 persen atau Rp52,41 triliun. Sementara, untuk pinjaman yang disalurkan oleh perusahaan pergadaian tumbuh sebesar 27,59 persen mencapai Rp17,61 triliun.
