REPUBLIKNEWS.CO.ID, JENEPONTO — Ketua Komisi 4 DPRD Jeneponto Kaharuddin Gau, menanggapi adanya pemberitaan di media terkait oknum kepala sekolah UPT SDN 7 Turatea yang dianggap arogan terhadap bawahannya.
Kaharuddin Gau mengatakan dengan tegas akan segera melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada hari Selasa mendatang.
“Pada intinya kami di komisi 4 tidak setuju,” kata Kaharuddin Gau melalui sambungan telpon selulernya, Sabtu ( 21/05/2022).
Baca Juga : Peringati Hari Kebangkitan Nasional ke-177, Wabup Jeneponto Sampaikan Amanat Seragam RI
Ia mengatakan, jika memang terbukti bertindak arogan, maka pihaknya akan merekomendasikan untuk mengganti Oknum Kepala Sekolah tersebut. Ia menilai tindakan oknum kepsek yang diduga arogan terhadap guru bantunya tersebut dinilai mencoreng nama baik pendidikan di Jeneponto.
“Saya selaku komisi yang menangani pendidikan, sangat tidak setuju dengan perilaku oknum kepsek yang arogan, saya minta kepsek itu diganti, karena merusak nama baik citra pendidikan di Jeneponto,” tgas Kaharuddin Gau.
Lebih jauh, ia menjelaskan kalau kepala sekolah tidak sepantasnya menjadi pemimpin kalau memiliki sifat arogansi terhadap bawahannya, apalagi seorang guru tersebut ingin meminta tanda tangan untuk kenaikan pangkat.
Baca Juga : Bupati Jeneponto Terima Audiensi Unhas, Bahas Terkait Program KKN Profesi Kesehatan
“Tidak pantas menjadi seorang pemimpin kalau mempunyai sifat arogan, ini bisa mencoreng dunia pendidikan di Jeneponto, apalagi hanya meminta tanda tangan untuk kenaikan pangkat, kalau bisa jangan di persulitlah,” jelas Kahar Gau.
Sebelumnya beredar informasi, oknum kepala sekolah UPT SDN 7 Turatea Sarigowa diduga arogan terhadap guru bantunya berinisial YY pada Jumat (20/05/2022) kemarin.
Awalnya YY dan teman guru lainnya saat sedang mengerjakan rapor siswa di ruang guru, pada saat itu tiba-tiba oknum kepsek Sarigowa mara-marah sambil ngomel di depan YY dan membuat YY tersinggung dan menangis.
Baca Juga : Dibuka Presiden RI, Bupati Jeneponto Ikuti Panen Raya Padi Serentak 14 Provinsi
“Awalnya saya kerja rapor, tapi mungkin dia (kepala sekolah) tahu, kalau saya mau urus kenaikan pangkat, tapi belum saya sodorkan berkasku untuk minta tanda tangannya, dia mulai mengomel langsung marah dan mengatakan ke saya dan teman lainnya. Saya tidak mau tanda tangan semua berkas, siapapun saya tidak mau tanda tangani,” ungkap YY sembari menangis.
