REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Tantangan regenerasi petani di Kecamatan Samboja mulai menemukan titik terang. Perlahan namun pasti, stigma lama terhadap profesi petani mulai terkikis, seiring munculnya semangat baru dari kalangan pemuda yang mulai melirik sektor pertanian sebagai peluang masa depan.
Camat Samboja, Damsik, mengungkapkan bahwa selama ini profesi petani kurang diminati generasi muda karena dianggap kurang menjanjikan. Namun, perubahan mulai tampak dengan terbentuknya sejumlah kelompok tani muda yang aktif turun ke lahan. “Selama ini kan gambaran di masyarakat itu, petani itu kurang diminati. Ini perlu perhatian khusus untuk mendorong generasi muda mencintai pertanian,” ujarnya, Jumat (11/07/2025).
Ia menyebut, beberapa komunitas tani muda kini telah mulai mengembangkan praktik bertani dengan pendekatan yang lebih modern, termasuk pemanfaatan teknologi dan media sosial untuk pemasaran hasil panen. Hal ini menandakan transformasi pertanian yang digerakkan oleh semangat inovasi kaum muda.
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Tertib Arsip, 152 Berkas Lama Dimusnahkan
“Sekarang saya lihat sudah mulai ada kelompok-kelompok pemuda yang mau bertani. Ini perkembangan yang sangat positif,” ucapnya.
Keterlibatan anak muda menjadi kunci keberlanjutan sektor pertanian, terutama di tengah tren urbanisasi dan menyusutnya minat terhadap bidang agrikultur. Untuk itu, Pemerintah Kecamatan Samboja merancang pelatihan khusus bagi petani muda, mencakup pengelolaan lahan, manajemen usaha tani, hingga pemasaran digital.
“Tujuannya agar mereka tidak hanya bertani, tapi juga menjadi pelaku usaha tani yang mandiri,” jelas Damsik.
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Digitalisasi Desa Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif
Gerakan ini menjadi bagian penting dalam memperkuat posisi Samboja sebagai wilayah yang sedang gencar membangun sektor pertaniannya, termasuk melalui program nasional Optimalisasi Lahan (Oplah). Dengan keterlibatan generasi muda, Samboja tak hanya menjawab tantangan regenerasi, tetapi juga membangun ekosistem pertanian masa depan yang adaptif dan kompetitif.
Damsik berharap inisiatif ini bisa menjadi inspirasi bagi kecamatan lain di Kutai Kartanegara. “Kalau regenerasi ini berhasil, pertanian kita tidak akan berhenti di generasi tua saja. Masa depan pertanian Kukar ada di tangan anak-anak muda ini,” pungkasnya.