0%
logo header
Rabu, 01 Juli 2020 18:26

Beri Kado di HUT Bhayangkara ke-74, PMII Bawa Keranda Ke Polda Sultra

La Saddam
Editor : La Saddam
Beri Kado di HUT Bhayangkara ke-74, PMII Bawa Keranda Ke Polda Sultra

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KENDARI — Keluarga Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Tenggara menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara dengan membawa keranda mayat disebut sebagai simbol matinya nurani pihak kepolisian, dalam mengawal aksi demonstrasi mahasiswa, Rabu (01/07/2020).

Aksi yang digelar bertepatan dengan Hari Lahir Bhayangkara yang ke-74 itu sebagai bentuk aksi solidaritas atas tindakan represif oknum kepolisian kepada kader PMII Pamekasan saat berlangsungnya aksi Demonstrasi terkait tambang ilegal di depan Kantor Bupati Pamekasan, Jawa timur, pada tanggal 25 juni 2020 lalu.

Selama berlangsungnya demonstrasi, sempat diwarnai aksi saling dorong petugas keamanan dengan massa aksi PMII yang memaksa masuk untuk bertemu Kapolda Sultra dengan tujuan menyampaikan poin tuntutan mereka.

Baca Juga : PLN UIP Sulawesi dan Polda Sulsel Komitmen Jaga Infrastruktur Ketenagalistrikan Berkelanjutan

Koordinator Lapangan La Ode Abd Azizz Tumada, mengungkapkan bahwa aksi yang digelar tersebut adalah refleksi Hari Lahir Bhayangkara yang ke-74 untuk meminta kepada pihak kepolisian agar menjalankan tugas pengamanan sesuai dengan protap Dalmas yang diatur oleh undang-undang.

“Selain sahabat kami di Pamekasan yang mendapat perlakuan represif pihak aparat kepolisian, kami juga mengevaluasi terkait kinerja kepolisian khususnya di Sulawesi Tenggara dalam menjalankan prosedur pengendalian massa dalam menjalankan tugasnya, sehingga kedepan tidak ada lagi tindakan represif yang dilakukan kepada massa demonstrasi,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Ketua PC PMII Kota Kendari, Khiroto Alam Achmad mengatakan bahwa keranda mayat tersebut sebagai simbol matinya nurani kepolisian dalam mengawal aksi demonstrasi dan sebagai hadiah di Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-74 agar bisa melakukan refleksi dan evaluasi.

Baca Juga : Terima Penghargaan KIP, Pemkab Gowa Ciptakan Keterbukaan Pelayanan Informasi Publik

“Di tubuh polri sendiri harus ada evaluasi terkait pengamanan aksi demonstrasi, kami juga telah membawa simbol keranda mayat sebagai kado ulang tahun bhayangkara, dan  ini wujud keprihatinan kami terhadap tindakan represif kepolisian yang dilakukan kepada kader PMII Pamekasan,” ucapnya.

Untuk diketahui, 3 poin tuntutan massa aksi yakni, meminta Kapolri untuk mencopot Kapolres Pamekasan sebagai penanggungjawab pengamanan aksi demonstrasi dan meminta agar pelaku tindakan represif pamekasan di tindak seberat2nya, serta mengharapkan agar tidak adalagi tindakan represif aparat kepolisian dalam menangani aksi demonstrasi.

Massa aksi membubarkan diri setelah ditemui oleh Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Sultra untuk menyampaikan aspirasi mereka. (Akbar Tanjung)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646