0%
logo header
Sabtu, 07 Juni 2025 13:54

BI-OJK Hackathon 2025, Wadah Inovatif Perkuat Ekosistem Keuangan Digital

Chaerani
Editor : Chaerani
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) meluncurkan BI-OJK Hackathon 2025. Program tersebut merupakan ajang kompetisi inovasi layanan keuangan digital. (Dok. Otoritas Jasa Keuangan)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) meluncurkan BI-OJK Hackathon 2025. Program tersebut merupakan ajang kompetisi inovasi layanan keuangan digital. (Dok. Otoritas Jasa Keuangan)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) meluncurkan BI-OJK Hackathon 2025. Program tersebut merupakan ajang kompetisi inovasi layanan keuangan digital bertema “Empowering the Future: Innovating Digital Services and Financial Solutions for Inclusive Growth and Resilient Economy”.

Kompetisi ini terbuka bagi masyarakat umum, dengan kategori profesional maupun mahasiswa, dengan periode pendaftaran mulai 5 Juni hingga 11 Juli 2025. Kick-off Hackathon dilakukan oleh Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dan Kepala Eksekutif Pengawas ITSK, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi, di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa pengembangan sektor keuangan yang terintegrasi dan berbasis digital di Indonesia dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan efisiensi pasar keuangan, serta memperkuat daya saing.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

“Dalam rangka mendorong inovasi di ekosistem keuangan digital, kegiatan Hackathon ini akan menjadi jembatan penghubung dalam pengembangan inovasi keuangan digital,” katanya, dalam kegiatan, kemarin.

Selain itu menjadi solusi kreatif untuk menciptakan kesejahteraan dan kemajuan  masyarakat Indonesia. Hackathon 2025 membuka ruang eksplorasi ide inovatif dengan tiga subtema, pertama, Artificial Intelligence (AI) as a Service (AIaaS) for digital-delivered service export. Kedua, inovasi keuangan dan layanan publik, dan ketiga, manajemen risiko dan pelindungan konsumen. 

“Kompetisi tahunan ini menjadi wadah eksplorasi ide-ide inovatif untuk menghasilkan solusi digital yang inklusif guna memperkuat ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global,” ujarnya.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

Inovasi yang dihasilkan diharapkan mampu mempercepat transformasi ekonomi dan keuangan digital serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah. Hackathon ini juga mendorong kolaborasi lintas sektor melalui sesi matchmaking yang mempertemukan inovator dengan regulator, pengguna layanan, dan komunitas agar solusi yang dikembangkan dapat langsung menjawab kebutuhan nyata di lapangan.

Sementara, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa sejak diluncurkannya Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025–2030, Indonesia telah mencatat sejumlah pencapaian penting. Pertama, lebih dari 56 juta pengguna dan 38 juta merchant QRIS, yang mayoritas merupakan pelaku UMKM. QRIS juga telah terinterkoneksi lintas negara dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand. QRIS akan terhubung dengan Jepang mulai 17 Agustus 2025, dan akan segera diuji coba untuk Tiongkok dan Arab Saudi.

Kedua, pertumbuhan pesat transaksi BI-Fast yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal. Ketiga, implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) untuk interoperabilitas antarpelaku. Keempat, elektronifikasi program sosial dan Kartu Kredit Indonesia guna mendukung transaksi pemerintah di pusat dan daerah. Kelima, reformasi regulasi untuk memperkuat industri pembayaran nasional. Namun, kecepatan digitalisasi juga merupakan tantangan.

Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM

“Dalam BSPI 2030, BI fokus pada inisiatif 4I + RD, yaitu modernisasi infrastruktur pembayaran ritel, wholesale, dan data, konsolidasi industri sistem pembayaran nasional, inovasi yang diiringi manajemen risiko, market conduct, dan pelindungan konsumen, kerjasama internasional, dan pengembangan Rupiah Digital,” terangnya.

Hackathon 2025 merupakan pembuka rangkaian menuju Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 yang akan digelar 24-26 September 2025.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646