REPUBLIKNEWS.CO.ID, MERAUKE — Badan Meteorologi, Klimatogi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Mopah kabupaten Merauke memberikan peringatan dini potensi terjadinya banjir pesisir atau Banjir Rob di wilayah Selatan Merauke pada tanggal 23-25 Maret 2022.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Mopah Merauke Gatot Rudianto menerangkan Banjir Rob atau banjir pasang air laut terjadi akibat adanya fenomena Perigee (jarak bulan terdekat dengan bumi).
Peningkatan curah hujan, gelombang tinggi dan angin kencang dinamika pesisir di wilayah Selatan Merauke berupa banjir pesisir atau Banjir Rob.
Baca Juga : Distanak Kukar Genjot Tanam Padi dan Jagung Jelang Kemarau
“Adapun Banjir Rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Kabupaten Merauke yakni Distrik Ilwayab, Waan, Tabonji, Kimaam, Tubang, Okaba, Merauke dan Naukenjerai,” kata Rudiantoro dalam rilis resmi yang diterima republiknews.co.id, Rabu (23/03/2022).
Menurutnya, hal ini berdampak pada terganggunya aktivitas keseharian masyarakat dan transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat, aktivitas di pemukiman pesisir, perikanan darat hingga kegiatan tanam/panen di sekitar wilayah pesisir.
Masyarakat diiimbau agar dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut dimulai pada tanggal 23 Maret 2022. Diprediksi Puncak pasang maksimum terjadi pada pukul 03.00- 06.00 WIT.
Baca Juga : Paslon Bisa Ajukan Gugatan ke MK, Pasca KPU Papua Selatan Umumkan Penetapan Suara Pilgub 2024
“Kita imbau masyarakat yang ada di wilayah itu untuk selalu waspada dan siaga mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut,” ujar Budiantoro.
Dikutip dari berbagai sumber, Banjir Rob sendiri adalah banjir di tepi pantai karena permukaan air laut lebih tinggi dari bibir pantai atau daratan di pesisir pantai.
Namun, pengertiannya tidak terbatas sebagai banjir yang diakibatkan oleh air laut, melainkan curah hujan tinggi di daratan yang menyebabkan air melambat mengalir ke laut yang mengakibatkan air tertahan dalam waktu yang relatif lama di daratan pesisir pantai.
Baca Juga : Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 di Papua Selatan 78,12 Persen, Masih Tinggi Dibanding Nasional
Fenomena ini juga diperparah oleh kondisi pasang naik air laut pada waktu-waktu tertentu. Selain itu, penurunan muka tanah dan abrasi pantai dalam hal ini di daratan pesisir juga menjadi faktor yang meningkatkan intensitas banjir rob di beberapa wilayah pesisir pantai di Indonesia.
