0%
logo header
Minggu, 14 Mei 2023 21:19

Bupati Gowa Nilai Wahdah Islamiyah Ikut Berkontribusi Dalam Pembangunan Daerah

Chaerani
Editor : Chaerani
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat menghadiri Tabligh Akbar Nasional dan Silaturahmi Syawal 1444 H Wahdah Islamiyah, di Mesjid Agung Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Minggu (14/05). (Dok. Humas Gowa)
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat menghadiri Tabligh Akbar Nasional dan Silaturahmi Syawal 1444 H Wahdah Islamiyah, di Mesjid Agung Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Minggu (14/05). (Dok. Humas Gowa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan menilai keberadaan Wahdah Islamiyah Kabupaten Gowa dianggap memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan daerah. Terkhusus di bidang sosial, keagamaan dan ekonomi.

“Wahdah Islamiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan yang besar di Kabupaten Gowa, telah banyak memberikan kontribusi berharga bagi bangsa dan negara terlebih lagi untuk kemajuan pembangunan daerah,” kata Adnan saat menghadiri Tabligh Akbar Nasional dan Silaturahmi Syawal 1444 H Wahdah Islamiyah, di Mesjid Agung Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, Minggu (14/05/2023).

Ia mengaku, karya nyata juga telah di capai oleh jajaran Wahdah Islamiyah dalam bidang keagamaan, bidang dakwah serta sosial kemasyarakatan maupun bidang ekonomi.

Baca Juga : Pasangan Ideal, Jaringan Kesehatan Makassar Solid Dukung Appi-Aliyah

Adnan pun menyampaikan rasa bangganya karena dijadikannya Kabupaten Gowa sebagai tuan rumah kegiatan yang diselenggarakan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Wahdah Islamiah (WI) ini.

“Pemerintah Kabupaten Gowa sangat bersyukur karena Masjid Agung Syekh Yusuf dijadikan sebagai pusat kegiatan. Semoga menjadi berkah bagi wilayah kami,” ujarnya.

Menurutnya, Kabupaten Gowa secara khusus sangat syarat dengan sejarah perjuangan penyebaran Islam di dunia. Di mana di daerah berjuluk Butta Bersejarah ini dikenal memiliki tiga pahlawan nasional. Pertama, I Mallombassi Daeng Mattawang Sultan Hasanuddin yang dikenal sebagai pejuang yang tak gentar sama sekali dengan Belanda.

Baca Juga : IOH Group dan Accenture Siap Bangun Peradaban Ekonomi Digital Indonesia

Kedua, Karaeng Pattingalloang, seorang pejuang yang menguasai tujuh bahasa dunia, dan memiliki ribuan judul buku. Kemudian, ketiga adalah Tuanta Salamaka, Syekh Yusuf Al Makassari.

“Syekh Yusuf dikenal sebagai tokoh yang memiliki makam di dua negara, antar lain Indonesia dan Afrika Selatan,” jelas orang nomor satu di Gowa ini.

Menurutnya, ketiga pahlawan tersebut mempunyai tiga karakter yang berbeda yang harus dimiliki oleh seorang muslim.

Baca Juga : Srikandi PLN Hadir Beri Dukungan TJSL Hingga UMKM di Kota Makassar

“Kita harus punya jiwa keberanian seperti Sultan Hasanuddin, kecerdasan yang luar biasa seperti Karaeng Pattingalloang, dan memiliki keluasan ilmu agama seperti Syech Yusuf,” jelasnya.

Bupati Gowa dua periode ini berharap momentum silaturahmi ini semakin memperkuat jalinan persaudaraan diantara sesama.

“Sekali lagi terima kasih atas kepercayaannya memilih Gowa sebagai tuan rumah. Salam takzim kepada semua ulama yang ada, selamat datang di Kabupaten Gowa,” ungkapnya.

Baca Juga : Pemkab Gowa Gandeng BPS Fokuskan Perbaikan Data Statistik

Sementara Ustads Rahmat sebagai Ketua Harian sekaligus mewakili Ketua Panitia Amaliah Ramadhan Nasional menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan kaum muslimin yang telah membantu program Wahdah Islamiyah selama Ramadhan. Di mana dari program-program tersebut dapat menyasar penerima manfaat sebanyak 402.583 orang.

“Terimakasih kepada Bapak Bupati Gowa dan seluruh masyarakat Kabupaten Gowa yang telah membantu terlaksananya Tabligh Akbar dan Silaturahmi Wahdah Islamiyah ini,” ujarnya.

Ditempat yang sama, Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah, Ustas KH. Muhammad Zaitun Rasmin mengatakan, lewat tabligh akbar dan silaturahmi tersebut diharapkan dapat menghadirikan kebaikan.

Baca Juga : Pemkab Gowa Gandeng BPS Fokuskan Perbaikan Data Statistik

“Semoga kita dapat menghadirkan kebaikan dan kebenaran dapat kita wujudkan, Insyaallah. Apalagi sebagaimana digambarkan dalam Alquran bahwa ketika kebenaran datang, maka kemungkaran akan hilang,” katanya.

Lanjutnya, ketika kebenaran tersebut lebih dominan dalam lingkungan masyarakat, maka dia akan menjadi rahmat bagi umat manusia. Kebenaran datang bukan untuk menindas mereka yang lemah dan masih terkungkung dalam kebatilan, melainkan menjadi rahmat yang dapat melahirkan keberkahan dan ketenangan dalam kehidupan masyarakat.

“Idul Fitri membawa perubahan dalam kehidupan dan mendapatkan nilai lebih dalam dirinya, utamanya dalam keimanan dan ketakwaannya kepada Allah. Termasuk rajin ibadah, baik yang fardhu dan ibadah-ibadah sunnah. Semoga ini terus dapat kita jaga dan kontensitasnya diluar bulan suci Ramadan,” tegasnya.

Baca Juga : Pemkab Gowa Gandeng BPS Fokuskan Perbaikan Data Statistik

Ustas Zaitun juga menegaskan bahwa keberhasilan Idul Fitri adalah mengokohkan perjuangan. Sebab, pada hakikatnya seluruh amalan ibadah di bulan Ramadan adalah rangkaian perjuangan, apalagi Ramadan adalah bulan jihad yang melahirkan banyak kemenangan.

“Perjuangan yang utama adalah dakwah, betapa banyak orang yang dahulunya bersama kita puasa Ramadan dan rajin melaksanakan shalat. Namun setelah itu dan kini telah meninggalkan salat sebagaimana selesainya Ramadan. Tentu tidak cukup dengan mencetak buku-buku tentang bahaya meninggalkan salat, tapi butuh dai dan daiyah yang menyampaikan tentang hal tersebut,” tegasnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646