0%
logo header
Kamis, 08 Desember 2022 13:37

Cegah Penularan Virus Jembrana, Dinas Peternakan Gowa Perketat Lalu Lintas Ternak

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa Suhriati saat ditemui, Kamis (08/12). (Chaerani/Republiknews.co.id)
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa Suhriati saat ditemui, Kamis (08/12). (Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Dalam rangka mengantisipasi penularan berbagai virus ternak, salah satunya virus Jembrana. Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa memperketat lalu lintas ternak yang akan masuk ke wilayah Kabupaten Gowa.

“Meski saat ini di Kabupaten Gowa belum ditemukan kasus sapi terpapar virus Jembrana, tetapi kita tetap mulai melakukan langkah antisipasi sejak dini,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa Suhriati saat ditemui, Kamis (08/12/2022).

Upaya memperketat lalu lintas ternak dilakukan setelah ditemukannya kasus sapi terinfeksi virus Jembrana beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Antara lain, di Kabupaten Barru, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Pangkep. Pernyataan ini pun berdasarkan hasil uji laboratorium yang terakreditasi.

Belum lagi lanjutnya, dari 116 ribu populasi sapi yang ada di Kabupaten Gowa didominasi oleh sapi jenis Bali. Sementara diketahui, virus Jembrana ini awal mulanya berasal dari Provinsi Bali.

“Kalau penyakit Jembrana itu pertama hanya ada di Indonesia, tidak ada di negara lain. Dia merupakan penyakit yang berasal dari virus dan ditemukan sejak 1964 hingga 1967 lalu di kabupaten Jembrana, Bali. Karena awalnya ditemukan di Jembrana makanya dinamakan penyakit jembrana,” jelasnya.

Virus Jembrana ini pun sangat rawan menyerang sapi jenis Bali, meskipun demikian sapi-sapi jenis lainnya termasuk sapi jenis lokal tetap perlu dilakukan pengawasan agar tidak terpapar virus Jembrana. Sebab semua rawan terinfeksi, dimana sapi sehat juga bisa kena jika dia berkontak dengan sapi sakit. Makanya sapi yang terinfeksi virus harus di isolasi.

“Makanya kita memperketat lalu lintas ternak, terkait masuknya sapi dari luar. Apalagi jika asalnya dari Bali sebagai lokasi awal mulanya virus Jembrana ini,” katanya.

Selain memperketat lalu lintas sapi, pihaknya juga secara intens dan berkala melakukan sosialisasi kepada peternak dan kelompok peternak terkait virus Jembrana tersebut. Hal penting lainnya yang dilakukan yakni tetap menjaga kesehatan ternak dengan melakukan pengobatan dan pemberian vitamin agar kekebalan tubuh sapi tetap terjaga.

Suhriati menjelaskan, secara ciri-ciri klinis sapi yang terserang virus Jembrana dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) memiliki gejala yang sama. Seperti, demam dengan suhu 40 hingga 42 derajat celsius, kemudian terlihat lesu, nafsu makan berkurang, dan air liur berlebihan. Hal yang membedakannya yakin sapi atau ternak yang terinfeksi virus Jembrana yaitu keringatnya mengeluarkan darah atau keluar dari pori-pori yang ada pada pinggul, panggung dan perut sapi.

“Gejala klinisnya itu hanya satu yang membedakan antara PMK sama Jembrana, yaitu mengeluarkan keringat darah dari pada punggung, pinggul dan perut sapi, kalau PMK tidak seperti itu. Tapi kalau klinis lainnya sama,” katanya.

Sistem penularan virus Jembrana ini yaitu melalui kontak langsung dengan ternak yang sakit. Sehingga sapi atau ternak yang sakit jika berkontak langsung dengan sapi sehat itu akan tertular. Kemudian dari jarum suntik, sehingga jarum suntik jika sudah dipakai harus langsung dimusnahkan.

“Proses penularan lainnya melalui lalat karena ini lalat berpindah-pindah jadi bisa membawa virus dari ternak yang sakit ke ternak yang sehat,” terangnya.

Sementara, untuk model pengobatan pada sapi terinfeksi virus Jembrana yaitu melakukan penyemprotan disinfektan, melakukan vaksinasi, dan memberikan pengobatan dan vitamin pada hewan ternak.

“Kita menjaga ternak supaya tetap sehat karena yang diserang ini adalah sistem kekebalan tubuh pada sapi, makanya kita harus menjaga kesehatan ternak dan kandangnya harus di bersihkan. Jika ada gejala klinis yang ada pada hewan ternak harus menyampaikan kepada petugas peternakan atau ke dinas peternakan, dan perkebunan,” ujarnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646