REPUBLIKNEWS.CO.ID, LUWU UTARA — Rupanya untuk mencegah stunting agar tidak mengalami peningkatan kasus, ada kunci tersendiri yang mesti diketahui masyarakat, yaitu ABCDE.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Luwu Utara, Suaib Mansur, menyebutkan, ABCDE adalah kunci untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
“Untuk mencegah stunting, kata kuncinya adalah ABCDE yang harus kita sosialisasikan agar masyarakat paham bagaimana mencegah stunting,” jelas Suaib saat membuka Gerakan Cegah Stunting melalui Pesan Kunci ABCDE di Kantor Camat Baebunta. Selasa (7/3/2023)
Baca Juga : TPPS Penentu Intervensi Penanganan Stunting Hingga ke Desa
Wakil Bupati Kabupaten Luwu Utara ini menjelaskan bahwa pesan kunci ABCDE ini mesti dipahami oleh masyarakat agar pesannya dapat tersosialisasikan dengan baik.
“A itu aktif minum tablet penambah darah; B, bumil harus teratur memeriksakan kegamilannya; C, cukup mengonsumsi protein hewani untuk bayi; dan D, datang ke posyandu setiap bulan; serta E adalah eksklusif ASI enam bulan,” papar Suaib.
Suaib berharap, kata kunci cegah stunting ini dapat dipahami masyarakat untuk menciptakan generasi yang sehat bebas dari stunting. “Semoga kita semua paham bahwa untuk mencegah stunting hanya dengan kata kunci, ABCDE,” terangnya.
Baca Juga : Pemda Luwu Utara Serahkan Ranperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2023
Dikatakan Suaib, Gerakan Cegah Stunting melalui pesan kunci ABCDE adalah wujud komitmen semua pihak untuk mengakselerasi penurunan stunting di Kabupaten Luwu Utara.
“Kegiatan ini adalah wujud komitmen kita bersama untuk menurunkan stunting di wilayah kita masing-masing, dan saya berharap gerakan ini dapat juga dilakukan di tempat lain,” ucapnya.
“Saya berharap kepada kita semua untuk dapat mengetahui dan memahami apa itu sunting, bagaimana cara mencegahnya dan seperti apa intervensinya,” pungkasnya.
Baca Juga : Kepala BKKBN RI Puji Indah Putri Indriani Tangani Stunting Di Lutra
Diketahui, kegiatan ini juga dihadiri TP-PKK se-Kecamatan Baebunta serta BKMT Se-Kecamatan Baebunta, serta entitas terkait lainnya. Hal ini sekaligus bentuk kolaborasi pentahelix. (*)