REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin edar untuk vaksin Dengue dengan nama Qdenga, mulai Jumat (09/09/2022).
Sebagai informasi, Qdenga adalah vaksin dengan indikasi dalam pencegahan penyakit dengue yang disebabkan oleh virus dengue di usia 6 hingga 45 tahun.
Vaksin tersebut diproduksi oleh IDT Biologika GmbH Germany. Kemudian dirilis oleh dan terdaftar atas nama Takeda GmbH Germany.
Baca Juga : Indosat Bawa Industri Jasa Keuangan Bertransformasi Menuju Teknologi Digital Berbasis AI
Vaksin Qdenga merupakan vaksin Dengue kedua yang disetujui izin edarnya oleh BPOM pasca Dengvaxia (terdaftar atas nama PT Aventis Pharma).
Menurut BPOM, vaksin Qdenga merupakan jenis Live Attenuated Tetravalent Dengue Vaccine (TDV) yang terdiri atas empat strain virus Dengue.
Antara lain, strain Dengue serotipe 2 attenuated (TDV-2), rekombinan strain Dengue serotipe 2/1 (TDV-1), rekombinan strain Dengue serotipe 2/3 (TDV-3), dan rekombinan strain Dengue serotipe 2/4 (TDV-4).
Baca Juga : OJK Ajak Prajurit TNI Kodam Tanjungpura Pahami Pengelolaan Keuangan yang Baik
Sementara itu, vaksin strain TDV-2 dibuat dari Virus Dengue tipe dua yang dilemahkan (attenuated).
Sedangkan, untuk strain vaksin attenuated serotipe 1, 3, dan 4 direkayasa dengan mensubstitusi struktur gen pre-membrane (prM) dan envelope (E) dari TDV-2 dengan gen prM dan E strain virus Dengue tipe 1, virus Dengue tipe 3, dan virus Dengue tipe 4.
“Efikasi vaksin Qdenga ditunjukkan oleh data studi klinik fase 3 dan didukung data imunogenisitas studi klinik fase 3 dan fase 2,” terang Kepala BPOM, Penny K. Lukito, dalam siaran persnya, Jumat (09/09/2022).
Baca Juga : Jumlah Konsumen Aset Kripto Meningkat, Transaksi Tembus Rp49,28 Triliun
Lalu, efikasi vaksin Qdenga untuk pencegahan demam berdarah secara keseluruhan sebesar 80,2 persen.
Lalu, efikasinya untuk mencegah hospitalisasi akibat virus Dengue sebesar 95,4 persen.
Vaksin tersebut menunjukkan efikasi yang baik pada subjek dengan seropositif (mempunyai antibodi terhadap virus Dengue) maupun subjek dengan seronegatif (belum memiliki antibodi terhadap virus Dengue).
