REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Persoalan sampah plastik hari ini semakin mendesak untuk ditangani dengan maksimal. Di sisi lain kebutuhan akses komunikasi masyarakat modern makin meningkatkan.
Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) pun hadir menjawab kedua tantangan tersebut dengan menginovasikan sampah menjadi pulsa. Inovasi ini pun bukan hanya berfokus pada pengelolaan sampah plastik yang maksimal, tetapi juga mendukung keberlanjutan pembangunan melalui perbaikan lingkungan.
Program Sampah Plastik Jadi Pulsa yang dicanangkan Indosat sejak 2022 lalu berangkat pada beberapa persoalan. Pertama, Indonesia dinilai menjadi penyumbang sampah plastik ke-2 terbesar di dunia. Kedua, sampah plastik tidak dapat diurai hingga 1.000 tahun lamanya. Ketiga, sampah plastik dapat membunuh 1 Juta biota laut pertahunnya.
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
“Mengapa sampah plastik?, karena kami ingin mendukung pelestarian lingkungan dengan pengelolaan sampah plastik yang lebih baik. Apalagi kita melihat kalau sampah plastik itu dikumpulkan ini sangat repot. Dari program ini kita akan pilah, dan ini bisa lebih bernilai,” terang AVP CSR Environment & Phylanthrophy Mahfudz Marzuki, saat hadir menyaksikan peluncuran Box Layanan Sampah Plastik Jadi Pulsa di Universitas Hasanuddin Makassar, beberapa waktu lalu.

Dalam inovasi tersebut tidak sebatas menukarkan sampah plastik pada dropbox yang disediakan, tetapi juga memiliki misi yang jauh lebih besar untuk keberlanjutan. Salah satunya menjadi sampah-sampah plastik yang berhasil dikumpulkan menjadi objek penelitian dari kampus-kampus yang dikerjasamakan.
“Target kita memang bagaimana dari kolaborasi ini, sampah-sampah plastik yang berhasil dikumpulkan itu menjadi objek penelitian. Itulah makanya kami kerjasamakan dengan kampus, bukan pihak lain,” jelas Mahfudz.
Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi
Dimana saat ini Indosat telah menggandeng dua perguruan tinggi di Indonesia, sampah-sampah plastik yang dikelola dalam inovasi tersebut pun berhasil dijadikan sebagai kajian penelitian. Baik dari mahasiswa program strata satu (S1) hingga magister (S2).
Ia menyebutkan, di Universitas Diponegoro (Undip), Kota Semarang, mahasiswa program S1 hingga S2 telah meneliti sampah plastik menjadi bahan bakar. Sementara, di Universitas Mataram (Untram) para mahasiswa telah menemukan produk dari hasil penelitiannya menggunakan sampah plastik.
“Mereka menemukan produk sebagai bahan pelumas atau Gris (rubrican). Selain itu ada produk lain yang dikostum dari sampah plastik. Misalnya pot bunga, dan lainnya,” terangnya.
Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya
Mahfudz mengungkapkan, dropbox penukaran sampah plastik jadi pulsa di Unhas Makassar merupakan yang ketiga sejak sebelumnya disiapkan di Undip, Kota Semarang, dan di Rate Race Mandalika melalui kerjasama Untram. Progam keberlanjutan lingkungan ini pun akan menjadi gerakan jangka panjang, dimana Indosat menargetkan akan mengoperasikan layanan tersebut di 10 kota di Indonesia, sementara di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Kalisumapa) akan dihadirkan di dua kota yakni Kota Samarinda, Kalimantan, dan Kendari di Sulawesi Tenggara.
“Inovasi ini memang kami sasarkan di kampus, sebab di kampus banyak hal bisa dilakukan termasuk penelitian, dan mekanisme lainnya. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan kaji untuk dioperasikan juga di pusat perbelanjaan maupun lokasi lainnya, karena sampah plastik ini memang harus benar pengelolaannya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk mekanisme layanan penukarannya yaitu adalah pelanggan Indosat atau yang menggunakan nomor IM3 atau Tri. Kemudian, sampah plastik yang ditukarkan adalah botol berbahan plastik dan bersih dari bahan selain plastik (kaca, logam, dan sebagainya), selanjutnya mengikuti penduan yang tertera pada layar di dropbox yang ada.
Baca Juga : Demi Tata Kelola Lebih Adaptif, Gubernur Sulsel Dorong Harmonisasi Pemerintahan Pusat dan Daerah
Satu botol plastik yang ditukarkan pelanggan akan mendapatkan 50 poin. Tetapi sebagai langkah awal, pada tahapan penukaran perdana pelanggan akan otomatis mendapatkan 1.000 poin, dari poin tersebut dapat ditukarkan dengan pulsa pada nilai yang sama.
“Jadi satu botol itu 50 poin, dimana nanti kalau sudah dikumpulkan menjadi 1000 poin sudah bisa dikumpulkan menjadi pulsa nominal Rp1.000. Tapi saat ini untuk botol pertama yang dibuang lewat dropbox akan mendapatkan 1.000 poin, dan kemudian berlaku kelipatan sesuai ketentuan poin,” terangnya.
Di Makassar, Indosat Berkolaborasi Dengan Unhas
Mahfudz menerangkan, dipilihnya Unhas sebagai pihak yang dikerjasamakan dalam inovasi ini sebab, kampus tersebut dinilai termasuk salah satu yang memiliki visi menuju Kampus Hijau atau Green Campus. Bahkan di wilayah Kalisumapa ini, Makassar menjadi kota pertama inovasi ini dikembangkan.
Baca Juga : Demi Tata Kelola Lebih Adaptif, Gubernur Sulsel Dorong Harmonisasi Pemerintahan Pusat dan Daerah
“Apalagi setelah sebelumnya dilakukan diskusi bersama, dan pihak kampus menyambut dengan sangat antusias,” terangnya.
Fauzia, mahasiswa Fakultas MIPA Unhas mengaku gagasan Sampah Plastik Jadi Pulsa merupakan sebuah terobosan yang maju saat ini. Ia pun menyambut baik program ini, sebagai bentuk mendukung gerakan ramah lingkungan.
“Bagus sekali inovasinya. Daripada sampah-sampah plastik yang kami pakai setiap hari dibuang sembarangan mending disini, dapat pulsa lagi, kebetulan juga saya pakai Indosat,” ujarnya.

Baca Juga : Demi Tata Kelola Lebih Adaptif, Gubernur Sulsel Dorong Harmonisasi Pemerintahan Pusat dan Daerah
EVP Head of Circle Kalisumapa Indosat Ooredoo Hutchison Swandi Tjia mengaku, program inovasi ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) Indosat di pilar lingkungan. Dengan tujuan mengatasi permasalahan sampah plastik melalui konversi sampah menjadi pulsa bagi masyarakat yang berpartisipasi.
“Inisiatif ini sejalan dengan agenda jangka panjang pembangunan Indonesia, khususnya pada pilar transformasi ekonomi melalui inovasi dan penerapan ekonomi hijau,” katanya.
Tak hanya itu, dari program tersebut Indosat ingin menunjukkan bagaimana sampah plastik dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai, sekaligus memanfaatkan teknologi digital untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Baca Juga : Demi Tata Kelola Lebih Adaptif, Gubernur Sulsel Dorong Harmonisasi Pemerintahan Pusat dan Daerah
“Hal ini merupakan bagian dari kontribusi kami dalam mendukung pembangunan jangka panjang Indonesia dan juga wujud nyata tujuan besar Indosat dalam memberdayakan Indonesia,” akunya.
Melalui inisiatif Sampah Plastik Jadi Pulsa, Indosat berkomitmen untuk terus melestarikan lingkungan secara berkelanjutan dengan memperkuat kolaborasi strategis dengan mitra lokal maupun global untuk mencapai tujuan besar dalam memberdayakan Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital.
1.032 Pengguna Berpartisipasi Kurangi 437 Kg Plastik

Sejak diluncurkan, program ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari 23.000 botol plastik atau setara dengan 437 Kilogram (Kg) plastik dan mengonversinya menjadi pulsa digital senilai Rp14 juta, dengan partisipasi dari 1.032 pengguna.
Baca Juga : Demi Tata Kelola Lebih Adaptif, Gubernur Sulsel Dorong Harmonisasi Pemerintahan Pusat dan Daerah
“Keberhasilan program ini menunjukkan komitmen Indosat yang berkelanjutan dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi limbah plastik sekaligus mempromosikan praktik lingkungan yang berkelanjutan,” ujar SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Serang, dalam keterangan resminya.
Keberhasilan program ini menunjukkan komitmen Indosat yang berkelanjutan dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi limbah plastik sekaligus mempromosikan praktik lingkungan yang berkelanjutan. Ke depannya, program Sampah Jadi Pulsa akan terus diperluas ke berbagai kota di seluruh Indonesia.