REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Jurnalis MNC Media yang menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh salah satu anggota Polres Bulukumba, Dirman Saso resmi melapor ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Makassar atas tindakan penganiayaan yang ia alami saat meliput aksi Demonstrasi yang dilakukan oleh Mahasiswa dan berlangsung ricuh.
Dugaan kekerasan ini terjadi pada Senin (10/04/2023), sekira pukul 17.30 Wita. Tepatnya saat terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa mahasiswa menolak Undang-undang Cipta Kerja.
Direktur LBH Pers Makassar, Fajriani Langgeng, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima aduan yang dilakukan oleh korban. Dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan tindaklanjut untuk mengawal kasus tersebut.
Baca Juga : Bupati Andi Utta Pimpin Harganas ke-32, Tegaskan Keluarga sebagai Pilar Bangsa
“Kami sudah menerima laporannya dan akan kami tindaklanjuti bersama koalisi,” katanya, Rabu (12/04/2023).
Ia juga mengatakan, selanjutnya pihaknya akan melengkapi berkas-berkas dan penandatangan kuasa. Pihaknya juga memastikan kasus ini sebagai perkara pers karena korban tengah melakukan peliputan.
“Kami anggap ada pelanggaran yang dilakukan oleh APH dalam kasus ini,” ujarnya.
Baca Juga : Bupati Andi Utta Serahkan Dua Ranperda Strategis ke DPRD Bulukumba
Korban Dirman, mengatakan bahwa dugaan kekerasan ini terjadi pada Senin, 10 April 2023, sekira pukul 17.30 Wita. Tepatnya saat terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa mahasiswa menolak Undang-undang Cipta Kerja.
“Saya awalnya kebetulan lewat. Karena ada kejadian, saya spontan ambil gambar karena lagi baku kejar antara polisi dengan mahasiswa. Ada juga mahasiswa yang dipukuli dan diinjak-injak,” jelasnya.
Hanya saja, korban mengaku langsung dilempari batu oleh salah seorang yang diduga anggota polisi. Selanjutnya, mendatangi korban dan melakukan intimidasi.
Baca Juga : Wagub Sulsel Launching Gerakan Genting untuk Percepatan Penurunan Stunting di Bulukumba
“Baru beberapa menit ambil gambar saya dilempari batu, tapi tidak kena. Setelah itu dia berlari datang ke saya memukul, jadi sempat saya tangkis, setelah itu dia memaksa hapus gambar,” tutur Dirman.
Sempat terjadi aksi saling merebut handphone antara korban dan pelaku. Beberapa pukulan juga diterima korban dalam situasi tersebut.
“Saat itulah dia pukul pundak saya beberapa kali untuk menyuruh hapus video, merasa sakit, saya berkata ini kekerasan pak, lalu dia bilang jangan banyak bicara, sembari dia angkat pistol yang sudah ada di tangan mengarah ke saya, begitu sekilas ceritanya,” tutupnya. (*)
