REPUBLIKNEWS.CO.ID, MERAUKE – Beredar sebuah video yang diunggah di sebuah akun media sosial perihal seorang bocah orang asli Papua (OAP) yang meninggal dunia sekitar pukul 19.30 WIT, Jumat (25/02/2022) malam, akibat petugas kesehatan di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Merauke diduga menolak melayani pasien gawat darurat.
Akibat dari itu, salah satu anggota keluarga, Norbert Tebay menyambangi RSAL Merauke dan meluapkan kekesalannya atas sikap masa bodoh yang ditunjukkan oleh petugas medis tersebut dan dinilai tak berperikemanusiaan.
Tak hanya itu, pemilik akun Tiktok kaka_tua yang mengaku sebagai kakak korban itu mendatangi Bupati Merauke Romanus Mbaraka, di kediamannya di Jalan Brawijaya, Sabtu (26/02/2022) dan mengadukan manajemen RSAL yang dinilai tidak memiliki kepekaan sosial dan solidaritas kemanusiaan.
Baca Juga : Paslon Bisa Ajukan Gugatan ke MK, Pasca KPU Papua Selatan Umumkan Penetapan Suara Pilgub 2024
Sebagaimana diketahui bocah meninggal bernama lengkap Adriana Mahuze, Siswi Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Merauke. Korban yang berusia 11 tahun ini sebelumnya karena gejala sakit dan kritis oleh pihak keluarga dibawa ke RSAL sekitar pukul 19.00 WIT dengan tujuan mendapat perawatan.
Namun karena petugas enggan menerima pasien, pihak keluarga pun bergegas melarikannya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke yang berjarak kurang lebih 100 meter dari situ, karena sangat Emergency. Belum sempat dirawat di RSUD pasien gawat ini akhirnya menghembuskan nafas terakhir di di RSUD sekitar pukul 19.30 WIT, Jumat (25/3) malam.
Jenazah korban akhirnya dibawa pulang oleh pihak keluarga dan disemayamkan di rumahnya di Jalan Mayor Wiratno, kompleks Pintu Air, Kelurahan Maro, Kabupaten Merauke.
Baca Juga : Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 di Papua Selatan 78,12 Persen, Masih Tinggi Dibanding Nasional
Keluarga korban, Norbert Tebay menuturkan gejala awal dialami korban adalah sesak napas, sehingga keluarganya membawa korban ke RSAL dengan harapan cepat ditangani. Namun sekitar pukul 19.30 WIT, nyawa adiknya tak tertolong.
Merasa kesal, Norbert pun mendatangi RSAL Merauke dan meluapkan kekecewaannya di hadapan petugas kesehatan dan merekam video tersebut lalu mengunggahnya di sebuah akun media sosial yang bernama Kaka_Tua.
Dia pun mengadukan manajemen penanganan pasien di RSAL ke Bupati Merauke dan berjanji akan mengawal terus penyelesaian kasus yang mengakibatkan hilangnya nyawa adiknya itu.
Baca Juga : KPU Papua Selatan Umumkan Pemenang Pilgub 2024, Safanpo-Imadawa Raih Suara Tertinggi
“Tadi kami juga sudah bertemu Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dan direspons baik. Sekarang kami telah diterima manajemen RSAL dan tentu kasus kematian adik kami Adriana, keluarga akan kawal terus,” ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (26/02/2022).
Menanggapi hal itu, Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Lantamal XI Merauke, dr. Nursito yang dikonfirmasi wartawan, Sabtu mengaku bahwa saat itu sekitar pukul 19.45 WIT, pasien atas nama Adriana Mahuze langsung dicek oleh tenaga medis RSAL di dalam kendaraan.
Hasil pemeriksaan, lanjut Nursito, dapat disimpulkan kalau anak itu kondisinya stabil dan masih sadar. Oleh karena di RS Angkatan Laut tak ada dokter spesialis anak, sehingga diarahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke.
Baca Juga : KPU Papua Selatan Gelar Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pilgub 2024
Menurutnya, pihak RSAL Lantamal XI Merauke tetap bertanggung jawab atas meninggalnya Adriana Mahuze. Kasus dimaksud akan menjadi dasar untuk dilanjutkan ke sidang etik nanti. Lalu pihak keluarga juga pasti diundang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevil Muskita menjelaskan, setelah pasien Adriana tiba di RSUD, langsung ditangani, namun nyawanya tak tertolong.
“Memang setiba di rumah sakit, kondisi pasien memburuk dan sempat ditangani namun tidak tertolong,” aku Nevile.
