REPUBLIKNEWS.CO.ID, BUTON TENGAH – Namanya Silvia, bayi mungil berusia 3 bulan yang bernasib malang, anak ketiga pasangan Hardia (24) dan La Nguna (33), warga Desa Matara, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
Nyawa Silvia (Almarhum) tak dapat diselamatkan meski kedua orangtuanya telah membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton Tengah (Buteng) di Lombe Kecamatan Gu, yang jauh dari rumahnya, Senin (06/04/2020) kemarin.
La Nguna Ayah Korban menuturkan, bahwa anaknya tidak lagi diperhatikan tim medis RSUD Buton Tengah, pasca para tim medis melakukan tindakan awal setibanya di RSUD dan seketika dimasukan di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
Baca Juga : PLN UIP Sulawesi dan Polda Sulsel Komitmen Jaga Infrastruktur Ketenagalistrikan Berkelanjutan
“Tepatnya pada jam 18.00 WITA, usai salat magrib kami tiba di RSUD. Awalnya anak saya dilayani dengan baik, dikasih oksigen dan berusaha memasukan infus namun tidak masuk,” tutur La Nguna saat ditemui di kediamannya, Selasa (07/04/2020).
Kondisi Korban semakin parah pada pukul 23.00 malam saat dimasukan di ruang isolasi. Ia terus kejang-kejang dan mengalami batuk serta mengeluarkan cairan dalam mulutnya.
“Pada 02.00 dini hari, anak saya batuk lagi untuk kesekian kalinya, kurang lebih hampir 3 kali saya berteriak dan meminta kepada perawat yang piket malam itu untuk perhatikan dulu anak saya, perawat yang piket malam itu memberikan pesan kalau anak saya terjangkit gejala virus corona sehingga perawat tidak diperbolehkan masuk dalam ruang tersebut,” kata La Nguna sembari memandang istrinya.
Baca Juga : Terima Penghargaan KIP, Pemkab Gowa Ciptakan Keterbukaan Pelayanan Informasi Publik
Mendengar pesan itu sambil memperhatikan anaknya yang mulai sekarat, keluarga korban hanya bisa pasrah dan berdoa menunggu keajaiban. Hingga akhirnya pukul 06.00 pagi hari tadi almarhum Silfia tutup usia.
“Jam 6 pagi tadi anak saya meninggal dunia, tidak ada satupun dari perawat disitu yang mendekati, alasannya mereka takut,” terang La Nguna.
Lanjutnya, jam 8 pagi tadi saya didatangi oleh tim medis itupun menjaga jarak dengan saya, disampaikan kalau anak saya harus dibungkus dengan plastik 2 dan dimandikan sendiri tanpa ada yang mendampingi untuk secepatnya dimakamkan.
Baca Juga : Indosat Berbagi Kasih: Anak-anak Nikmati Kehangatan dan Sukacita Natal
La Nguna dan istrinya sangat terpukul atas meninggal putrinya. Mereka tak terima dengan perlakuan RSUD Buteng.
“Saya meminta dan berharap kepada pihak rumah sakit dan pemda buteng agar secepatnya mengeluarkan hasil pemeriksaan terhadap putri saya, apakah positif atau negatif virus corona. Sebab sekarang ini keluarga saya tidak ada yang berani mendekati, sepahaman mereka putri saya terkena virus corona,” tutupnya.
Untuk diketahui, hingga berita ini diterbitkan, media republiknews.co.id mengonfirmasi pihak RSUD Buton Tengah belum bisa dihubungi. (Novaldin Asman)
