REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) kembali menerima anggaran pengelolaan dan pemeliharaan kawasan hingga museum Balla Lompoa sekitar Rp800 juta.
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Kabupaten Gowa Ikbal Thiro mengatakan, bantuan ini merupakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Di mana bantuan perawatan Museum Balla Lompoa ini telah diterima sejak 2018 lalu hingga sekarang ini.
“Jumlah bantuan yang diterima tahun ini ada penambahan Rp100 juta dari jumlah bantuan tahun lalu Rp700 juta. Penambahan ini karena adanya peningkatan tipe kualifikasi atau klasifikasi yang berhasil diraih Museum Balla Lompoa pada tahun lalu,” katanya saat dikonfirmasi, Senin (03/04/2023).
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Ikbal menjelaskan, anggaran bantuan ini nantinya akan diperuntukkan pada tiga kegiatan besar. Pertama pada kegiatan pemeliharaan koleksi yang ada dalam museum sebesar 30 persen. Dimana pemeliharaan ini mulai dari pemasangan barcode pada sejumlah koleksi, perbaikan lemari-lemari tempat koleksi, hingga lainnya.
Kedua, pengalokasian untuk kegiatan publik sebesar 50 persen. Kegiatan ini termasuk publikasi dan peningkatan promosi terkait keberadaan museum Balla Lompoa sebagai pusat destinasi wisata pendidikan sejarah dan budaya.
Ketiga, pemeliharaan sarana dan prasarana (termasuk tubuh museum) sebesar 20 persen.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Ikbal mengaku, pemeliharaan hingga program kegiatan di Museum Balla Lompoa dalam rangka mendorong peningkatan jumlah pengunjung ke museum mulai berjalan sejak adanya dukungan anggaran DAK non fisik Kemendikbud ini. Bahkan, secara petunjuk teknis (juknis) anggaran yang dialokasikan mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya.
Ia menyebutkan, pada 2018 lalu anggaran yang dialokasikan sekitar Rp450 juta, kemudian pada 2019-2020 meningkat menjadi Rp600 juta, selanjutnya di 2021-2022 meningkat lagi menjadi Rp700 juta.
Sebelumnya, sejumlah wisatawan yang berkunjung ke Museum Balla Lompoa mengaku terkesima dengan perubahan positif yang terjadi di museum milik Kabupaten Gowa ini.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
Seperti pengalaman wisatawan asal Maros Isriah Zulqaimah yang mengaku terbantu dengan adanya fasilitas barcode pada sejumlah koleksi yang ada.
“Ini sangat membantu kita, karena hanya tinggal masukan barcode semua informasi terkait koleksi bisa kita dapatkan dengan mudah. Apalagi dihadirkan dengan dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris,” katanya.
Sama halnya yang diakui Fitriasari. Ia mengaku takjub dengan perubahan kawasan Balla Lompoa saat ini, sebab diakui terakhir berkunjung pada 2016 lalu lokasi kawasan Balla Lompoa yang berlokasi di Jalan M. Wahid Hasyim tidak seperti sekarang ini.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
“Kami melihat ada perubahan yang cukup signifikan. Mulai dari pelayanannya yang lebih terarah lagi, tempatnya yang semakin bagus dan suasananya juga sangat berbeda,” singkatnya.
