REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan mengajak masyarakat meningkatkan transaksi uang elektronik sepanjang Ramadan hingga Idul Fitri dengan berbagi Tunjangan Hari Raya (THR) secara non tunai.
Deputi Direktur BI Perwakilan Sulsel Edy Kristianto mengatakan, dengan masyarakat merubah model pemberian THR untuk keluarga atau sanak sodara lainnya lewat non tunai melalui layanan Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS) maka tentunya akan berkontribusi dalam peningkatan transaksi sistem elektronik atau pembayaran non tunai.
“Kita juga harapkan agar masyarakat bisa memberikan THR nya dalam bentuk non tunai atau bayarnya bisa pakai QRIS, atau lewat transfer dan dompet digital. Sehingga penerima THR juga bisa membelanjakan uangnya untuk kebutuhan hari raya lebaran secara online atau melalui transaksi digital,” katanya di sela-sela Taklimat Media Bank Indonesia, di Maraja Room, The Rinra Hotel Makassar, Rabu (05/04/2023).
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Lanjut Edy, dengan upaya BI yang terus mendorong transaksi digital atau pembayaran non tunai, hingga 2022 pihaknya mencatatkan nominal penggunaan uang elektronik (UE) sebesar Rp6,8 triliun atau tumbuh 26 persen secara year of year (yoy). Kemudian, pada penggunaan Automated Teller Machine (ATM) atau sistem debit sebesar Rp274 triliun atau tumbuh 35 persen secara yoy.
Sedangkan pada kondisi transaksi digital melalui layanan QRIS hingga akhir Februari 2023 jumlah merchant di Sulawesi Selatan mencapai 778.226 merchant, dan pengguna QRIS sebesar 536.803 pengguna dari penduduk di Sulsel.
“BI terus mendorong masyarakat untuk menggunakan transaksi pembayaran secara non tunai. Baik melalui digital banking, uang elektronik, maupun pemakaian QRIS. Sehingga kedepan akan semakin berkembang dan mendukung terciptanya transaksi non tunai dengan cepat, murah, mudah, aman dan handal,” terangnya.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Menurutnya, perkembangan infrastruktur digital yang semakin berkembang diimbangi dengan kerangka aturan yang memadai tentunya telah mendukung terciptanya pembayaran non tunai dengan
cepat, murah, mudah, aman dan handal (cemumuah). Sehingga upaya ini akan mengarah pada terwujudnya less cash society.
Edy mengaku, upaya BI dalam menekan transaksi uang tunai secara perlahan juga terlihat dari penyedian uang kuartal sepanjang Ramadan hingga Idul Fitri setiap tahunnya. Meskipun secara jumlah uang yang disiapkan mengalami kenaikan, tetapi secara pertumbuhannya mengalami pelambatan. Dimana pada 2021 sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan di 2022 sebesar 18 persen dari tahun sebelumnya, selanjutnya di 2023 sebesar 14 persen dari tahun sebelumnya.
“Jika dilihat grafiknya di 2019 lalu uang tunai yang kita siapkan Rp5,6 triliun, sementara tahun ini itu Rp5,8 triliun atau kondisi kenaikannya tidak terlalu banyak. Sehingga kami melihat tanda-tanda masyarakat mulai memanfaatkan transaksi non tunai itu sudah ada, dan ini tentunya akan terus kita dorong bagaimana nantinya pada moment Idul Fitri kita bisa memberikan secara non tunai saja,” terangnya.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
Ia menyebutkan, sementara dalam memenuhi kebutuhan uang tunai sepanjang Ramadan hingga Idul Fitri tahun ini, BI Sulsel menyiapkan sekitar Rp5,8 triliun melalui jasa layanan penukaran uang. Baik melalui kerjasama dengan perbankan yang menyiapkan 112 titik layanan penukaran di kantor cabang, Kas Titipan BI di empat wilayah meliputi Kota Parepare, Palopo, Bone dan Bulukumba, juga melalui Mobil Kas Keliling.
Dari total uang yang disiapkan sejak 20 Maret lalu hingga 4 April 2023 kemarin uang yang telah keluar atau ditukarkan telah mencapai Rp1,55 triliun atau dengan realisasi sebesar 26 persen. Masing-masing di Kota Makassar sebesar Rp883,12 miliar, sementara di empat wilayah kas titipan sebesar Rp655,33 miliar, layanan kas dalam kota (kas keliling) sebesar Rp6,62 miliar, dan layanan lainnya sebesar Rp1,92 miliar.
“Khusus di Makassar dari Rp883,12 miliar uang yang telah keluar terdiri dari pecahan uang besar yakni Rp50 ribu hingga Rp100 ribu sebanyak Rp645 miliar, dan pecahan kecil mulai dari pecahan Rp1.000 hingga Rp20 ribu sebanyak Rp273 miliar,” sebut Edy.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Sedangkan, pada wilayah kas titipan yang jumlah uang keluar mencapai Rp655,33 miliar tersebut terdiri dari pecahan uang besar yakni Rp50 ribu hingga Rp100 ribu sebanyak Rp627 miliar, dan pecahan kecil mulai dari pecahan Rp1.000 hingga Rp20 ribu sebanyak Rp28 miliar. Kemudian di layanan keliling sebesar Rp6,62 miliar pada umumnya adalah pecahan uang kecil.
“Pecahan uang besar itu hanya Rp0,39 miliar, dan pecahan kecil itu kita hampir Rp5,87 miliar,” jelas Edy.
