0%
logo header
Minggu, 08 Mei 2022 10:49

DPD RI Minta Kemenkes Update Berkala Hepatitis Akut yang Melanda Dunia

Ilustrasi Hepatitis Akut. (Istimewa)
Ilustrasi Hepatitis Akut. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Peningkatan kewaspadaan perlu dilakukan setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia. Terlebih penyakit yang sedang melanda dunia ini dan belum diketahui penyebabnya diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia diduga akibat terinfeksi penyakit misterius ini.

Demikian disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris, kepada para wartawan terkait hepatitis misterius akut yang kini tengah melanda dunia, Sabtu (07/05/2022) kemarin

Fahira mengungkapkan, penyampaian informasi terkait hepatitis akut yang menyerang anak-anak ini perlu dilakukan secara berkala melalui semua saluran informasi untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat atas ancaman penyakit yang masih misterius ini.

Baca Juga : Tamsil Linrung Dorong Penerbitan Obligasi Daerah Jadi Solusi Ditengah Pemangkasan TKD

Menurut Fahira, kewaspadaan masyarakat perlu dibangun karena menjadi strategi pencegahan yang efektif untuk agar penyebaran penyakit ini tidak meluas. Semakin sedikit kasus yang terjadi semakin baik agar penanganan pasien yang diduga hepatitis akut bisa semakin maksimal.

“Karena memang momen saat ini masih libur lebaran, jadi mungkin banyak masyarakat yang belum update soal kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di berbagai belahan dunia,” kata Fahira.

Oleh karena itu, Fahira menilai, penting bagi pemerintah terutama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk terus mengupdate perkembangan atau temuan baru soal hepatitis akut ini agar masyarakat semakin waspada.

Baca Juga : Tamsil Linrung Dorong Kantor Perwakilan DPD Sukseskan Program MBG

“Selain itu, yang harus terus disosialisasikan adalah gejala-gejala dan tips pencegahan agar anak-anak terhindar dari penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya ini serta langkah atau tindakan yang harus dilakukan jika ada anak kita yang bergejala hepatitis akut,” ujar Fahira.

Fahira menjelaskan, langkah penting yang juga perlu ditempuh pemerintah dan pemerintah daerah adalah memastikan semua fasilitas kesehatan bahkan hingga di level paling bawah misalnya puskesmas aware terhadap kasus hepatitis akut.

“Jika ada pasien terutama anak-anak yang menunjukkan gejala misalnya mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran harus segera mendapat perhatian ekstra dan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih besar dan lengkap misalnya rumah sakit,” imbau senator asal Dapil DKI Jakarta ini.

Baca Juga : Tamsil Linrung Tegaskan Program MBG Bagian Dari Manifestasi 4 Pilar Kebangsaan

“Kesigapan ini penting karena semakin cepat ditangani maka anak-anak yang diduga mengidap hepatitis akut bisa tertolong,” pungkas Fahira Idris.

Sebagai informasi, sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan kasus penyakit ini terus bertambah. Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah. (*)

Penulis : Wahyu Widodo
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646