REPUBLIKNEWS.CO.ID, YOGYAKARTA — Peserta Persiapan Keberangkatan Angkatan 203 (PK-203) sebagai penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melakukan proyek sosial sebagai bentuk persiapan keberangkatan menempuh pendidikan lanjutan.
Proyek sosial yang dilakukan peserta PK-203 dengan nama Ganda Aksata melaksanakan Sosialisasi dan Edukasi Penggunaan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 2 Pasar Karangwaru, Jalan Magelang, Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo. Dalam sosialisasi ini dihadiri sekitar 40 pedagang atau pelaku UMKM.
Ketua Divisi Proyek Sosial, Kewirausahaan dan Sponsor PK-203 LPDP Radin Raihanda mengatakan, proyek sosial yang dilaksanakan tersebut guna meningkatkan transformasi digital, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM
Selain itu, proyek tersebut menjadi bagian dari persiapan keberangkatan kandidat LPDP untuk mengabdi kepada negeri dengan tujuan meningkatkan perekonomian nasional. Salah satunya melalui sosialisasi pembuatan QRIS bagi pelaku UMKM.
“Metode pembayaran digital berbasis non-tunai atau QRIS dinilai dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital sekaligus meningkatkan perkembangan UMKM di Indonesia. Transaksi dengan QRIS dapat memberikan kenyamanan, keamanan dan kemudahan bagi para penjual dan pembeli,” katanya dalam keterangannya, kemarin.
Menurutnya, digitalisasi tersebut juga dapat mendorong efisiensi dari sektor perekonomian, mempercepat keuangan secara inklusif, serta mencapai pemulihan ekonomi secara nasional. Namun, salah satu kendala perluasan QRIS adalah pemahaman masyarakat soal keuangan digital yang masih kurang dan belum merata.
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
“Makanya kami menilai perlu melakukan sosialisasi dan edukasi secara konsisten kepada seluruh lapisan masyarakat. Khususnya bagi pelaku UMKM,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dipilihnya Pasar Karangwaru sebagai lokasi sosialisasi atau target utama proyek sosial disebabkan beberapa alasan. Salah satunya, pasar tersebut terletak di lokasi strategis di tengah Kota Yogyakarta, serta menjadi tujuan favorit masyarakat lokal maupun luar kota. Apalagi berdasarkan data yang ada rata-rata omset per-kios dapat mencapai Rp3 juta hingga Rp4 juta per hari.
“Kami memilih untuk melakukan proyek sosial di pasar tersebut karena belum ada sama sekali pedagang Pasar Karangwaru yang menggunakan sistem pembayaran non tunai atau fitur QRIS dalam transaksi jual beli. Bahkan hanya 50 persen dari pedagang yang memiliki rekening di bank,” ujarnya.
Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi
Sementara, Perwakilan Divisi Proyek Sosial, Kewirausahaan dan Sponsor PK-203 LPDP Yunico Triwidarta mengatakan, tujuan sosialisasi tersebut untuk memberikan pemahaman kepada para pelaku UMKM terkait pentingnya menggunakan sistem pembayaran QRIS.
Apalagi, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Tim PK-203, pengetahuan dasar para pedagang di Pasar Karangwaru tentang QRIS juga masih sangat minim.
“Meski demikian para pedagang yang ada memiliki keinginan yang besar untuk memakai QRIS dalam transaksi jual beli karena telah mengetahui manfaat yang bisa didapatkan,” katanya.
Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya
Ia menambahkan, pada sosialisasi ini seluruh pelaku UMKM yang hadir terlihat sangat antusias untuk mempelajari lebih dalam mengenai cara menggunakan QRIS dan memiliki catatan keuangan yang lebih rapih dan transparan.
Bank BPD DIY juga turut mendukung proyek sosial ini dengan membantu proses pembuatan rekening bank bagi para pedagang yang belum memiliki rekening bank, serta pembuatan M-banking dan QRIS.
“Dari sosialisasi ini sebanyak 30 pedagang atau pelaku UMKM telah membuat rekening bank serta mendaftarkan fitur QRIS yang akan digunakan untuk kegiatan usaha miliknya,” kata Yunico.
Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya
Di tempat yang sama Kepala Sub Bidang Divisi Rekrutmen dan Seleksi Beasiswa LPDP Sri Resmawati Budi berharap, percepatan digitalisasi ini dapat membantu meningkatkan perekonomian UMKM di kawasan tersebut. Termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
“Proyek sosial ini merupakan bentuk pengembangan masyarakat atau community development yang dilakukan oleh para penerima beasiswa pendidikan Indonesia LPDP,” katanya.
Selain itu tujuan lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dalam hal meningkatkan potensi penghasilan para pelaku UMKM di Pasar Karangwaru.
Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya
“Kami harap proyek sosial ini dapat betul-betul memberikan impact dan manfaat yang nyata bagi masyarakat luas,” harapnya.
Sekadar diketahui, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP adalah sebuah lembaga yang beroperasi dibawah Kementerian Keuangan yang mengelola dana pendidikan sesuai amanat PMK Nomor 252 Tahun 2010. Lembaga ini bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama untuk mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan serta mendorong inovasi demi terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, serta berkeadilan.