REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Masa kepemimpinan Yasir Machmud sebagai Direktur Utama PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) atau Perseroda Sulawesi Selatan kini telah memasuki bulan kesebelas. Tepat pada Juni 2022 ini.
Sejumlah perubahan signifikan pun mampu ditorehkan olehnya. Memulai dengan minus Rp2,2 miliar, kini Perseroda Sulsel telah memiliki omzet miliaran rupiah.
Padahal sejak awal, Yasir Machmud yang menjabat sebagai Direktur Utama Perseroda Sulsel sejak 2 Juli 2021 itu harus berjibaku dengan banyaknya masalah yang ditinggalkan oleh direksi sebelumnya. Mulai dari penyertaan aset yang tidak dimaksimalkan pemanfaatannya, temuan LHP Bawasda, Inspektorat, bahkan BPK tidak ditindak lanjuti, hingga beban pegawai dan operasional yang melebihi kemampuan produksi perusahaan.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
Yasir Machmud pun memulai dengan membenahi kultur kerja, restrukturisasi unit perusahaan, membangun lingkungan kerja yang kondusif, fokus pada tujuan perusahaan, serta mulai mengembangkan program dan memulai bisnis baru.
“Kita mengambil langkah cepat untuk segera menguasai kembali aset pemerintah dengan menindaklanjuti temuan LHP tersebut. Meskipun kami mendapat teror dan tekanan tapi tetap kami melangkah untuk menyelamatkan aset daerah. Saat ini Perseroda Sulsel telah menyelamatkan aset Pemprov Sulsel senilai ratusan miliar rupiah,” kata Yasir Machmud dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/6/2022) kemarin.
Aset yang diselamatkan tersebut, kata Yasir Machmud, diantaranya lahan Gedung Juang 45 senilai Rp55 miliar, penyelamatan 10 ruko di Latanete Plaza senilai Rp50 miliar, 75 unit ruko senilai Rp375 miliar, menyusul 9 unit rumah dinas di Paotere, serta lahan di Lepping eks pabrik genteng yang juga sementara dipersiapkan.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
“Hingga tahun 2022 ini, kita juga sudah banyak kegiatan dan program yang telah dilaksanakan. Mulai dari event kerjasama dengan R2 Indonesia di Lego-Lego saat Ramadan, serta menjalin kontrak kerja sama dengan brand nasional yang berpotensi mendatangkan pendapatan bagi PT SCI sebagai upaya kami untuk mendatangkan pendapatan bagi daerah,” beber Yasir Machmud.
Saat ini, katanya, PT SCI telah berkembang dengan total delapan bisnis yang sudah berjalan. Diantaranya Lego-Lego dengan omzet Rp18 miliar setahun, pengelolaan parkir di beberapa titik, pengelolaan limbah B3, pengelolaan Hotel GSPH, kerjasama aset dengan PT Pelindo, Mall Latanete Plaza, kerja sama dengan PT KAI, serta distribusi semen.
“Selain itu, kita juga terus fokus pada mega proyek yang selama ini telah dirintis. Diantaranya, pengelolaan pabrik jagung di Pucak Maros, kelanjutan proyek twin tower, operator dan kargo kereta api tujuan Makassar-Parepare, distributor pupuk dan konstruksi, serta proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Mamminasata,” ujar Yasir Machmud.
Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM
“Meskipun PT SCI tidak pernah mendapatkan penyertaan modal sepeser pun dalam kurun waktu 12 tahun ini namun banyak investor yang tertarik dan bersedia untuk bergabung. Makanya, semua proyek tersebut siap berjalan apabila semua perizinan sudah dikeluarkan untuk PT SCI,” tambahnya.
Menurut Yasir Machmud, saat ini semua direksi dan karyawan PT SCI terus proaktif memanfaatkan situasi dan kondisi demi meraup keuntungan dari semua potensi yang dimiliki.
“Meskipun sejak 2010 tidak pernah sekalipun mendapatkan penyertaan modal berupa dana segar, namun target PAD untuk PT SCI tercapai di tahun 2020 dengan menyetor Rp1 miliar dan pada tahun 2021 naik menjadi Rp1,5 miliar. Target di tahun 2022 ini kita naikkan hingga 300 persen,” demikian Yasir Machmud. (*)