0%
logo header
Selasa, 05 November 2024 14:20

Gelar Pelatihan Konseling PMBA, Dinkes Kutim Upayakan Peningkatan Gizi

Dhijhe
Editor : Dhijhe
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur, Bahrani Hasanal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur, Bahrani Hasanal.

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUTIM – Pemkab Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), akan melaksanakan pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA).

Dalam kegiatan tersebut Dinkes Kutim secara langsung menggandeng Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Kalimantan Timur.

Kadis Kesehatan Kutim, Bahrani Hasanal, mengatakan, para peserta yang ikut merupakan tenaga kesehatan yang merupakan bagian dari pengelola program gizi dan anak di Puskesmas se-Kutim.

Baca Juga : 9 Atlet Tenis Meja Kutim, Pastikan Tiket 16 Besar di Porprov Korpri III Kaltim

“Jadi kita menggandeng Bapelkes Kaltim untuk melaksanakan pelatihan PMBA untuk nakes kita yang ada di puskesmas, terutama yang berada di bagian gizi dan anak,” ucap kata Bahrani Hasanal, Selasa (05/10/2024).

Pelatihan tersebut, kata Bahrani, telah dilakukan oleh pihaknya di Samarinda pada tanggal 04 November 2024.

“Upaya pemberian pendidikan gizi masyarakat yaitu melalui kegiatan konseling pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA), merupakan salah satu intervensi yang efektif dalam peningkatan status gizi,” katanya.

Baca Juga : Tim Pickleball Kutim Bidik Tiket Final pada Porprov Korpri III Kaltim

Lebih spesifiknya, lanjut Bahrani, konseling Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan alat bantu yang berguna untuk mendukung ibu, ayah dan pengasuh.

“Kita berharap dengan adanya konseling PMBA ini, kita bisa memberi edukasi dan pengetahuan tentang pemberian makan yang baik dan cara menyiapkan makanan yang sesuai,” tambahnya.

Bahrani menambahkan, masa pemberian makanan yang tepat dari asi sampai dengan makanan pendamping asi diteruskan makanan keluarga dengan memperhatikan usia.

Baca Juga : Ardiansyah Sebut Pemkab Kutim Komitmen Angkat Seluruh Honorer Jadi P3K

“Frekuensi makanan yang diberikan, jumlah yang tepat, dan peningkatan tekstur,” tambahnya.

Bahrani juga menjelaskan, hal tersebut menjadi jendela peluang yang dapat digunakan untuk mencegah semua bentuk malnutrisi, termasuk stunting, wasting, overweight, dan obesitas.

“Intervensi spesifik merupakan intervensi yang bertujuan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak dan memberikan kontribusi terhadap 30% penurunan stunting,” pungkasnya. (*/)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646