0%
logo header
Jumat, 29 November 2024 00:17

Geografis Hingga Akses Internet Jadi Tantangan Peningkatan LIK di Daerah

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala OJK Sulselbar Darwisman saat memberikan materi, di sela-sela Journalist Class, Angkatan 10 OJK, di The Rinra Hotel, Senin, (04/11/2024) kemarin. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
Kepala OJK Sulselbar Darwisman saat memberikan materi, di sela-sela Journalist Class, Angkatan 10 OJK, di The Rinra Hotel, Senin, (04/11/2024) kemarin. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar Darwisman menilai, dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan (LIK) di daerah masih memiliki sejumlah tantangan.

Salah satunya yakni pada kondisi geografis di suatu daerah, hingga akses jaringan internet. Hal ini pun perlu menjadi perhatian dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait.

“Kondisi ini pun memberikan tantangan yang luar biasa, baik dari letak geografis, maupun akses internet yang masih banyak blankspot,” terangnya, dalam keterangan resminya, kemarin.

Baca Juga : Pastikan Tepat Sasaran, Tamsil Linrung Inisiasi Posko Pengaduan Program Strategis Presiden di Sulsel

Menurut Darwisman, tantangan peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Sulawesi Selatan jika dibandingkan dengan wilayah lain sangat berbeda, sebab wilayah tersebut dikelilingi dengan kepulauan. Termasuk halnya yang ada di wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua). Dimana secara data sebaran terdiri dari 17 ribu pulau. Meliputi, Maluku yang memiliki sekitar 1.400 pulau, dan Maluku Utara sekitar 1.200 pulau, dan Sulawesi Selatan dengan sekitar 300 pulau.

Ia menyebutkan, tantangan lainnya yakni pertama, gep indeks literasi dan inklusi keuangan di wilayah perdesaan dan perkotaan. Dimana di perkotaan indeks LIK masyarakat jauh lebih tinggi dari masyarakat yang ada di desa.

Kedua, akses jasa keuangan, yaitu akses ke lembaga jasa keuangan formal yang masih sulit di beberapa wilayah. Ketiga, demografi penduduk, dimana Indonesia memiliki ragam adat, budata, suku, agama, ras dan lainnya.

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Keempat, tingkat pendidikan dan perekonomian di masing-masing wilayah juga mengalami perbedaan dari wilayah lainnya.

“Kondisi ini memberikan dampak akses keuangan yang sulit dibeberapa titik, serta tingkat pendidikan dan perekonomian kita yang membedakan. Termasuk komposi penduduk kita sendiri,” terangnya.

Dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang dilakukan OJK dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia menyebutkan bahwa jumlah literasi keuangan masyarakat secara nasional mencapai 65,43 persen, sementara pada capaian indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

Tak hanya itu, ada 10 sasaran prioritas OJK dalam memberikan edukasi LIK, termasuk di Sulawesi Selatan. Antara lain, perempuan, pelajar atau mahasiswa, profesi, petani dan nelayan, tenaga kerja Indonesia (TKI) maupun calon TKI, masyarakat 3 T (terdepan, terluar dan tertinggal), komunitas, kelompok disabilitas, pelaku UMKM, dan karyawan.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646