REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menilai, kegiatan festival sarung yang diselenggarakan PKK Sulsel merupakan sebuah kebanggaan untuk terus dilestarikan.
“Pagi ini kita bersyukur kepada Allah SWT. Alhamdulillah kita diberikan cuaca yang sangat cerah ini, dan ini adalah sebuah kegiatan yang tentu jadi kebanggaan kita karena akan melestarikan pemakaian sarung dan itu menjadi kebanggaan kita sejak dulu,” ungkap Nurdin Abdullah dalam sambutannya, pada acara Festival Sarung, di Jalan Jendral Sudirman, Makassar, Minggu (20/04/2019).
Nurdin Abdullah meminta kepada seluruh hadirin untuk melepaskan secara simbolis kegiatan yang bertajuk dorongan untuk para wanita di Sulsel khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
“Izinkan saya melepaskan sepeda santai dengan menggunakan sarung, dan sekaligus jalan santai. Tentu dengan kostum kita hari ini sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Izin saya melepaskan dengan memohon kepada Allah SWT, semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar. Bismillahirrahmanirrahim,” kata mantan Bupati Bantaeng 2008-2018 itu.
Alumni Unhas Makassar ini juga berharap, kedepannya masyarakat Sulsel bisa lebih antusias lagi untuk menggunakan sarung kebanggaan. Terlebih pada saat momentum memperingati Hari Kartini.
“Mudah-mudahan hari ini, menjadi hari yang sangat membanggakan kita, untuk kembali menggunakan sarung kebanggaan kita, dan tentu ini juga dalam rangka untuk memperingati Hari Kartini, dalam rangka emansipasi wanita,” jelasnya.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Menurut Nurdin Abdullah, festival sarung adalah untuk mengangkat nilai ekonomis masyarakat Sulsel. Jadi, bagaimana kita terus berinovasi untuk membuat corak dan sebagainya. Begitu juga untuk mengatasi mengenai kebutuhan bahan baku.
“Kita akan perbaiki, jadi termasuk ulatnya, murbei, industri pengolahan masih sangat tradisional. Sekarang kita mau pilih mana, kita mempertahankan model tradisional atau kita mengembangkan industri moderen,” pungkasnya. (rls)
