REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Bank Indonesia Perwakilan Kantor Provinsi Sulawesi Selatan menilai sejumlah sektor berpeluang dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah di tengah tantangan global saat ini. Salah satunya pada sektor hilirisasi atau industri pengolahan.
Kepala Divisi Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Sakti Arif Wicaksono mengatakan, industri pengolahan mengambil peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan hingga saat ini. Termasuk menjadi peluang kedepannya untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil di tengah tantangan yang ada, termasuk di tengah perang dagang global.
“Saya kira pertama, kalau kami melihatnya bahwa potensi hilirisasi, industrialisasi yang berpeluang untuk kita dorong, karena kan kita mau target 8 persen di 2029. Apalagi saat ini pertumbuhan ekonomi kita mencapai 5,78 persen,” terangnya, usai menghadiri Sulsel Talk bertajuk “Ekonomi Sulsel di Pusaran Perang Dagang Global 2.0: Menakar Risiko, Menjemput Peluang”, di Baruga Pinisi, Kantor BI Sulsel, Rabu, (14/05/2025).
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Ia menyebutkan, saat ini industri pengolahan yang dimiliki Sulawesi Selatan baru bergerak pada komoditas nikel hingga sektor tambang seperti semen. Sehingga, kedepannya peluang yang masih perlu dikembangkan yakni pada komoditas kakao, rumput laut atau perikanan.
“Seperti hilirisasi yang sudah ada seperti kakao, rumput laut, perikanan saya kira cukup besar untuk potensinya. Seperti rumput laut misal kita datangkan investor dari luar negeri, mendirikan pabrik pengolahan rumput laut sehingga kita tidak hanya mengekspor barang mentah tapi juga mulai pada next step pada level 1 untuk produksi pengolahan rumput lautnya,” terang Sakti.
Peran industri pengolahan saat ini pun masuk dalam lima pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Sehingga peluang kedepannya cukup besar untuk dimaksimalkan.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
“Kalau industri pengolahan saat ini memang nomor 3 atau 4 cuma basisnya bukan rumput laut. Lebih ke nikel, atau sektor tambang seperti semen itu yang menjadi salah satu penopang di Sulawesi Selatan untuk pengolahan,” terangnya lagi.
Hanya saja saat ini pengembangan industri pengolahan masih memiliki sejumlah tantangan. Misalnya, pertama, dari sisi lokasi, dimana beberapa infrastruktur hingga akses lainnya di Sulawesi Selatan masih belum mendukung seperti yang ada di Pulau jawa.
Kedua, interkonektivitasnya juga masih kendala. Hal ini dilihat dengan kondisi jalan yang masih belum baik.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
“Tapi dengan melihat komitmen Bapak Gubernur Sulsel untuk mendorong perbaikan infrastruktur, ini menjadi salah satu kunci untuk mendorong industri pengolahan ke depan,” akunya.
Lanjutnya, tantangan ketiga yakni, dari sisi insentif yang bisa diberikan kepada investor. Sebab, pada kondisinya saat investor juga mencari untung, termasuk melihat potensi lainnya yang bisa diberikan untuk mendorong investasi di Sulawesi Selatan.
“Ke depan mungkin perlu dicari insentif yang berupa fiskal daerah yang bisa diberikan ke investor,” tutupnya.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda dalam sambutan pembukaannya mengungkapkan, kondisi perekonomian Indonesia pada kuartal I tahun 2025 mengalami pertumbuhan 4,87 persen. Kondisi ini pun dinilai menurun dibandingkan kuartal IV periode 2024 sebesar 5,02 persen.
Meski kondisi perekonomian secara nasional melemah, ekonomi Sulawesi Selatan masih mencatat pertumbuhan tertinggi yakni mencapai 5,78 persen pada periode yang sama atau naik dari kuartal sebelumnya sebesar 5,18 persen. Bahkan, di wilayah Sulawesi pertumbuhannya juga mencapai sebesar 6,40 persen secara tahunan.
“Sulsel peringkat lima pertumbuhan ekonomi secara nasional,” sebut Rizki.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Dirinya menyebut sektor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan yakni pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
Pemprov Sulsel akan Susun Langkah Strategis
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui forum tersebut mengajak berbagai pihak untuk menyusun langkah strategis dalam menjaga pertumbuhan ekonomi daerah di tengah eskalasi Perang Dagang Global 2.0.
Sekadar diketahui, perang dagang global 2.0 ini merujuk pada babak baru konflik dagang antarnegara besar, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok, yang ditandai dengan peningkatan tarif, hambatan non-tarif, dan perang teknologi yang memengaruhi pasar global.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman mengaku, forum tersebut sangat penting untuk menghasilkan masukan substantif dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. Forum ini sangat strategis, mengingat dunia kini tengah menghadapi ketidakpastian sebagai dampak dari perang dagang global yang memanas.
“Kegiatan ini sangat penting. Apalagi kita ketahui, dunia saat ini dihadapkan pada kondisi ketar-ketir akibat perang dagang.” sebutnya.
Menurutnya, perang dagang global tetap menimbulkan efek terhadap fluktuasi harga komoditas, rantai pasok, dan akses pasar internasional. Sebagian besar ekspor Sulawesi Selatan ditujukan ke Jepang dan Tiongkok, sehingga dampak perang dagang belum terlalu signifikan terhadap ekonomi daerah.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
“Di Sulsel rata-rata (sebagian besar) mengekspor ke Jepang dan Tiongkok. Jadi pengaruhnya tidak terlalu signifikan,” ujarnya.
Jufri menambahkan, hasil diskusi dari forum ini diharapkan menjadi acuan dan memperkaya substansi dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulsel 2025–2030. Di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wakilnya Fatmawati Rusdi terus berkomitmen mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekspor di tengah tekanan global.
“Kita harap melalui Sulsel Talk ini bisa menjadi acuan untuk memperkaya dalam penyusunan RPJMD lima tahun ke depan,” harapnya.
