REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perkembangan positif di pasar modal Indonesia hingga periode Agustus 2025. Jumlah investor terus bertambah signifikan dan penghimpunan dana melalui pasar modal menunjukkan tren pertumbuhan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengungkapkan jumlah investor di pasar modal mencapai 18,02 juta. Angka tersebut meningkat 3,15 juta investor atau tumbuh 21,18 persen secara year to date (ytd).
“Pertumbuhan jumlah investor yang konsisten mencerminkan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal sebagai sarana investasi. Hal ini juga ditopang oleh pemanfaatan teknologi digital yang membuat akses ke pasar modal semakin mudah,” ujarnya, dalam keterangannya, kemarin.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Dari sisi penghimpunan dana, OJK mencatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp167,92 triliun. Dari total tersebut, sebesar Rp8,49 triliun dihimpun dari 16 emiten baru yang melantai di bursa sepanjang tahun ini.
Selain itu, masih terdapat 21 pipeline Penawaran Umum dengan nilai indikatif Rp19,07 triliun yang menunjukkan minat korporasi untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan tetap tinggi.
“Tren positif ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar modal Indonesia semakin berperan penting dalam mendukung pembiayaan dunia usaha sekaligus memperdalam pasar keuangan domestik,” ungkapnya.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Inarno menegaskan, kedepan OJK akan terus memperkuat regulasi serta pengawasan untuk menjaga integritas, transparansi, dan stabilitas pasar modal, sehingga pertumbuhan yang terjadi dapat berkelanjutan dan inklusif.
Di wilayah Sulawesi Selatan, industri pasar modal juga menunjukkan perkembangan positif seiring meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi.
Kepala Kantor OJK Sulsebar, Moch. Muchlasin mengungkapkan bahwa pertumbuhan jumlah investor di wilayah tersebut menjadi salah satu indikator penting dari semakin kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
“Jumlah investor yang tercatat melalui Single Investor Identification (SID) meningkat 17,37 persen secara tahunan, sehingga pada posisi Juli 2025 telah mencapai 439.470 SID,” ujarnya.
Ia menjelaskan, jumlah investor di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh instrumen reksa dana. Dimana mencapai pertumbuhan 16,47 persen secara tahunan dengan total SID 417.697, sedangnya di periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 358.638 SID.
Hanya saja, meskipun jumlah investor di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh produk reksa dana, tren yang menggembirakan juga terlihat pada pertumbuhan investor saham yang melonjak tajam sebesar 30,97 persen.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
“Pertumbuhan investor saham bahkan melonjak tajam sebesar 30,97 persen dengan jumlah 152.011 SID dari 116.064 SID di tahun lalu. Hal ini menunjukkan semakin besarnya preferensi masyarakat untuk berinvestasi langsung di saham,” tambahnya.
Adapun pada jumlah investor yang memanfaatkan produk Surat Berharga Negara (SBN) juga mencatat pertumbuhan yang baik sebesar 14,87 persen atau mencapai 19.376 SID.
Sejalan dengan itu, nilai kepemilikan saham di Sulawesi Selatan juga tercatat tumbuh signifikan sebesar 45,28 persen secara tahunan atau year on year (yoy) hingga mencapai Rp4,07 triliun. Sementara akumulasi transaksi saham sepanjang Januari hingga Juli 2025 (year to date/ytd) menembus angka Rp16,29 triliun.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Menurut Muchlasin, perkembangan ini menjadi bukti bahwa pasar modal telah semakin inklusif dan dipercaya oleh masyarakat. Sehingga diharapkan tren positif tersebut terus berlanjut.
“Sehingga pasar modal tidak hanya memperluas basis investor, tetapi juga dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
