REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Politeknik STIA LAN Makassar menggelar ekspose hasil penelitian Magister Administrasi Terapan. Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani diundang khusus sebagai narasumber dalam kegiatan yang digelar di ruangan Indonesia Prancis Kampus STIA LAN Makassar, Jalan A.P Pettarani. Jumat (11/11/2022)
Ada empat penelitian diekspose pada sesi mantan Dosen Universitas Indonesia (UI) tersebut. Antara lain soal Harapan Kerja CPNS Generasi Milenial, penerapan SPBE di Pemkot Surabaya, Pelayanan Demokratis DPMPTSP Yogyakarta dan Persepsi soal penerapan sistem merit di Pemkot Parepare.
Secara bergantian, para peneliti memaparkan hasil penelitiannya, termasuk kesimpunan dan saran. Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani yang didampingi moderator, Dr Alam kemudian diberi kesempatan untuk memberi masukan sekaligus memperkaya hasil penelitian tersebut dari perspektif pemerintah.
Baca Juga : Bupati Lutra Usul Intervensi Irigasi Teknis Untuk Ketahanan Pangan
“Izinkan saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang luar biasa atas hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan. Terus terang, saya mendapat banyak sekali insight dan perlu saya respon dengan menyiapkan langkah antisipasi dari sisi pemerintah daerah,” ungkap Indah.
Antara lain, hasil penelitian Dr Aulia Rahman yang menemukan bahwa PNS bukan sebagai pekerjaan menantang bagi CPNS milenial. Meskipun hasil penelitian ini merupakan studi kasus yang tidak bisa digeneralisasi, tetap saja perlu direspon.
“Saya dari sisi pemerintah tentu perlu menyiapkan sistem pembinaan dalam rangka memenuhi harapan milenial terkait PNS bukan pekerjaan yang menantang. Karena bagaimanapun, ini tentu akan berdampak pada performa ASN yang pada akhirnya akan berpengaruh pada performa organisasi,” urainya.
Baca Juga : HUT Ke-25 DWP Peringati Hari Ibu, Indah Putri Indriani : Momentum Menghargai Kehadiran Perempuan
Begitu juga dengan temuan penelitian yang dipaparkan Dr Wahyu terkait personal attention (perhatian) pemberi layanan di Yogyakarta yang dipandang rendah oleh masyarakat. Menurut Indah, memang ada dilema terkait itu. Sebab, pada sistem pelayanan digital memang diharuskan untuk menghindari interaksi fisik (face to face) antara pemberi dan penerima layanan. Karena semua diharapkan sudah berlangsung secara digital.
Indah mengakui, tantangan serupa memang sangat terasa, termasuk di Luwu Utara. Inovasi penerbitan kartu kuning secara online seharusnya sudah tidak perlu lagi masyarakat datang ke kantor Dinasker dan Dinas PTPSP. Cukup dengan membuka aplikasi dan jika semua dokumen sudah terupload, maka paling lama lima menit, kartu kuning akan terbit dan terkirim ke pemohon.
“Tapi nyatanya tetap saja ada yang datang ke kantor. Bahkan masih banyak. Makanya sistem pelayanan digital tak bisa hanya menyiapkan SDM pemberi layanan, tetapi juga penerima layanan,” imbuhya.
Baca Juga : Indah Putri Indriani Kukuhkan 1.840 Pejabat Fungsional
Oleh karena itu, lanjut Indah, dalam pelaksanaan smart city, tak cukup dengan menyiapkan smart goverment. Akan tetapi juga harus ditunjang dengan smart people. Karena kalau tidak, maka program akan menjadi bertepuk sebelah tangan. (*)
