REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAJENE — Dua tahun terakhir ini Desa Bambangan, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, kerap dilanda bencana. Mulai dari awal tahun 2021 terdampak Gempa dan Longsor 6,2 SR dimana episentrum Gempa tersebut berlokasi di Desa ini. Dampaknya pada kerusakan ratusan rumah warga, rumah ibadah dan sekolah.
“Dampak kerusakan yang masih dirasakan hingga saat ini sistem air bersih, kami disini menggunakan SPAM bersumber dari mata air di dalam hutan itu 96% rusak berdasarkan panjang lintasan pipa 8400 meter,” ungkal Kepala Desa Bambangan, Saifuddin.
Bencana berikutnya, Banjir Bandang, terjadi pada 25 Mei 2022 lalu. Banjir bandar dan Longsor ini menghanyutkan 5 unit rumah warga, merendam 3 dusun, diantaranya dusun Bambangan, Dusun Tabolo Utara dan Tabolo Induk. Keseluruhannya warga terpaksa mengungsi hingga 7 hari. Banjir dan Longsor ini juga berakibat pada rusaknya tanaman perkebunan warga, seperti tanaman jangka panjang, durian, kelapa, kemiri juga tanaman jangka pendek seperti cabai keriting, serta menghanyutkan hewan ternak warga dusun Bambangan.
Baca Juga : Terang di Hari Kemerdekaan, 34 Dusun Terpencil Sulbar Nikmati Listrik PLN 24 Jam
Banjir dan Longsor ini pun berdampak terisolirnya dua Dusun di atas Gunung yakni Dusun Bunga dan Dusun Batususun, akibat longsoran sepanjang 150 meter menutup jalan poros Desa Bambangan.
Dampak paling parah adalah putusnya Jembatan Desa Bambangan yang selama ini menjadi akses satu satunya menuju Bambangan.
“Karena jembatan putus, beberapa warga terpaksa berenang keseberang sungai, menantang derasnya arus sungai yang lumayan dalam,” sambung Saifuddin yang juga salah satu Wakil Ketua DPD Apdesi Kabupaten Majene.
Baca Juga : PLN Salurkan 400 Paket Sembako untuk Warga Terdampak Banjir di Desa Salutambung Majene
“Rabu (8/06) kemarin kan kita rasakan juga di sini gempa, warga disini sangat trauma dengan gempa, demi kewaspadaan, kami fasilitasi warga untuk mengungsi dengan mendirikan tenda pengungsian di Lapangan SDN Bambangan,” lanjut Saifuddin.
“Berdasarkan hasil koordinasi kami, baik secara vertikal ke Pemkab Majene, instansi terkait seperti BPBD Majene dan Dinsos, dan secara horizontal dengan relawan MDMC yang masih ada disini sejak Januari 2021 lalu, maka kami pemerintah Desa Bambangan berinisiatif untuk membentuk Pemuda Desa Tangguh Bencana,” kata Saifuddin.
Tugas tugas mereka, lanjut Saifuddin, melakukan upaya upaya mitigasi kebencanaan, bersama MDMC mereka membangun talud karung pasir di Jembatan Desa Sungai Bambangan, meskipun ini sifatnya sangat sementara dan tidak dapat bertahan lama, setidaknya talud karung pasir di Jembatan ini dapat menahan timbunan pada badan oprit jembatan sehingga bisa dilintasi warga.
Baca Juga : Topang Kebutuhan IKN, Pj Gubernur Persiapkan Majene Jadi Pusat Pengembangan Food Estate
“Langkah selanjutnya mereka akan melakukan program-program seperti penanaman pohon berbagai jenis dengan lokasi terutama di Bantaran Sungai Bambangan, kemudian kita bersama-sama untuk mengupayakan adanya lokasi seperti lapangan yang datar untuk dapat dijadikan tempat pengungsian sementara jika tiba tiba terjadi bencana pada masa tanggap darurat. Serta dibeberapa titik titik strategis akan kita pasang papan bicara permanen sebagai penunjuk arah evakuasi saat masa tanggap darurat” ujar Alumni UIN Alauddin Makassar ini.
