REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Tugas Bank lndonesia (BI) sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mencetak, mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah baik kertas maupun logam (koin), membuat upaya yang tiada henti dilakukan untuk senantiasa menjaga agar uang Rupiah dalam jumlah yang cukup di masyarakat.
Pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layak edar. Upaya agar uang Rupiah selalu dalam kondisi layak edar dilakukan dengan memberikan Layanan kas berupa penukaran uang Rupiah baik di kantor maupun luar kantor (kas keliling dalam kota, luar kota sampai ke pulau-pulau).
Distribusi uang dengan jaringan ke seluruh wilayah Indonesia hingga ke pelosok-pelosok melalui Kas Titipan dan Bl Jangkau. Bank Indonesia menjamin ketersediaan uang Rupiah sampai dengan pecahan yang paling kecil. termasuk uang logam.
Baca Juga : PLN UIP Sulawesi dan Polda Sulsel Komitmen Jaga Infrastruktur Ketenagalistrikan Berkelanjutan
Namun transaksi tunai masih menjadi transaksi yang utama di masyarakat terutama yang belum memaksimalkan transaksi digital yang jumlahnya masih banyak di wilayah lndonesia. Bahkan di perkotaan sekalipun masih menyukai berbelanja dengan fisik uang untuk barang retail, dalam jumlah volume kecil/sedikit dan dibutuhkan setiap hari. Nilainya relatif kecil dan oleh sebab itu sampai saat ini masih perlu menggunakan instrument uang logam.
Adanya keunikan di masyarakat kita antara lain budaya masyarakat yang enggan menggunakan uang koin dengan alasan berat atau dimensi yang memakan tempat sehingga implikasinya fisik uang logam saat ini lebih banyak berserakan di sudut-sudut rumah, selain itu adanya asumsi uang logam tidak bernilai dan alasan efisiensi biaya sehingga lebih memilih uang kertas untuk bertransaksi. Saking kuatnya asumsi tersebut, bahkan sebagian besar masyarakat terlalu enggan sehingga tidak berinisiatif untuk mengumpulkan uang koin yang dimiliki dan menukarkannya ke perbankan atau Bank Indonesia menjadi uang kertas Rupiah.
Uang logam Rupiah atau uang koin. adalah alat pembayaran yang sah di Republik lndonesia. Namun umumnya uang koin ini tidak banyak beredar di masyarakat. Dalam satu dasawarsa terakhir, di seluruh indonesia Raya Bank Indonesia telah mengeluarkan uang koin sekitar Rp. 6 Triliun. namun yang kembali ke Bank lndonesia hanya Rp. 900 Miliar atau 16% dengan trend semakin menurun.
Baca Juga : Terima Penghargaan KIP, Pemkab Gowa Ciptakan Keterbukaan Pelayanan Informasi Publik
Hal ini disebabkan budaya masyarakat yang masih menganggap uang koin bukan sebagai alat transaksi. Kondisi tersebut menyebabkan sirkulasi peredaran uang rupiah khususnya uang koin di masyarakat tidak optimal. Untuk wilayah Provinsi Sulawesi Selatan sendiri, sejak 5 tahun terakhir (2013 s.d 2018) telah mengedarkan uang koin pecahan Rp. 1.000 ke bawah sebanyak Rp. 87,4 Miliar baik melalui pemenuhan penarikan uang ke perbankan maupun melalui layanan penukaran dan kas keliling kepada masyarakat. Namun dalam periode yang sama. uang yang kembali ke Bank lndonesia melalui perbankan dan masyarakat hanya Rp. 893,3 Juta (1,02%), Karenanya Melalui Gerakan Peduli Koin.
KPw Bl Provinsi Sulawesi Selatan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap uang koin Rupiah sebagai alat transaksi pembayaran. Sehingga uang koin yang tersimpan di masyarakat (idle). dapat tersalurkan kepada masyarakat kepada yang membutuhkan atau menyetorkan ke bank.
Menghargai uang Rupiah sebagai salah satu symbol kedaulatan negara dapat menjadi inspirasi terutama bagi pelajar kalangan SD dan SMP. Dengan antusiasme mereka yang tinggi, aksi mengumpulkan uang logam yang tidak terpakai/terbuang/tercecer/tertabung di rumah masing-masing untuk dikumpulkan secara kolektif dan ditukarkan di Bank Indonesia menjadi uang kertas Rupiah baru dalam berbagai pecahan. kiranya dapat menjadi gerakan yang inspiratif, upaya untuk menanamkan kecintaan pelajar sekolah terhadap uang Rupiah sejak dini khususnya uang logam. mendidik prilaku dan cara berpikir serta dapat menjadi perubahan yang akhirnya menjadi kebiasaan dalam memperlakukan uang Rupiah.
Baca Juga : Indosat Berbagi Kasih: Anak-anak Nikmati Kehangatan dan Sukacita Natal
“Gerakan Peduli Koin berbentuk lomba dengan target pelajar, bertujuan untuk meningkatkan nilai kompetisi, komitmen, kepedulian dan Sportifitas di kalangan pelajar. yang diharapkan akan berguna di kemudian hari,” ujar.
Tjahjadi Prastono yang juga Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang BI Sulsel. Dia menjelaskan jika kegiatan ini Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Dasar Diknas Kota Makassar jumlah Sekolah yang mewakili SD untuk diikutsertakan dalam kegiatan sebanyak 50 sekolah dan SMP sebanyak 62 sekolah.
Waktu Pelaksanaan lomba sebagai berikut: Pengumpulan uang logam di sekolah tanggal 15 s.d 25 November 2019 (dengan pertimbangan belum memasuki masa ujian semester). Tanggal 25 November 2019 pukul 15.00 WITA waktu paling lambat penyerahan uang logam di KPw BI Prov. Sulsel untuk ditukarkan. Waktu penghitungan ulang oleh kasir KPw Bi Prov. Sulsel dari tanggal 25 s.d 28 November 2019. Penyampaian hasil penukaran dan pengumuman pemenang serta penyerahan hadiah pada hari Jumat, tanggal 29 November 2019. (Muh. Ahmad)
