REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Desa Kanjilo dijadikan pilot projects sebagai Desa Bersih Narkoba atau Bersinar oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Selatan. Program tersebut merupakan upaya pencegahan dan penyalahgunaan narkoba.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan, di bentuknya desa bersih dari narkoba merupakan langkah tepat dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Sebab, sangat diperlukan menjauhkan generasi dari pengaruh narkoba yang dapat merusak generasi di masa yang akan datang.
“Kita tidak akan mungkin bisa membangun SDM yang lebih baik di masa yang akan datang kalau generasi kita itu menjadi pencandu narkoba. Narkoba harus kita perangi karena inilah yang akan merusak generasi kita di masa yang akan datang,” katanya saat menghadiri Pagelaran Seni dan Pencanangan Desa Besinar Kanjilo di Kantor Desa Kanjilo, Kecamatan Barombong, (26/07/2022).
Baca Juga : Pastikan Tepat Sasaran, Tamsil Linrung Inisiasi Posko Pengaduan Program Strategis Presiden di Sulsel
Olehnya Adnan sangat mengapresiasi program BNN ini bisa dilaksanakan di wilayahnya. Dengan harapan kedepannya dapat memotivasi desa-desa lainnya untuk bisa melakukan hal yang sama.
“Mudah-mudahan di pilihnya Desa Kanjilo ini karena memang indikator keberhasilan perangi narkobanya lebih baik di bandingkan desa-desa lainnya di Kecamatan Barombong maupun yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Gowa,” ujarnya.
Kepala BNN Sulsel Brigjen Pol Ghiri Prawijaya menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Gowa, pihak kecamatan dan desa yang telah memfasilitasi pelaksanaan program tersebut. Menurutnya, program ini salah satu upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
“Upaya pemberantasan narkoba yang juga lakukan itu memang menggunakan pendekatan-pendekatan seperti ini. Supaya hal yang kita harapkan itu bisa sampai dan sesuai target kita,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, pihaknya memilih Desa Kanjilo dalam program Desa Bersinar karena desa tersebut dianggap tangguh dan makmur serta memiliki antusias yang baik. Menurutnya desa makmur rawan terjadi peredaran narkoba karena dijadikan sebagai lahan bisnis.
“Namun patut diketahui ketika desa itu semakin makmur maka pengedaran narkoba itu akan mudah masuk. Sebab secara teori narkoba masuk ke daerah untuk menghancurkan, tetapi yang paling terdekat dan paling masuk akal adalah bisnis,” tambahnya.(*)
