0%
logo header
Senin, 06 Juli 2020 21:42

Kehadiran Fauzi Nurdin, Simbol Dukungan NA Untuk “Dilan” di Pilwali Makassar?

Mantan Wali Kota Makassar Dua Periode, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), dan Calon Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal (Deng Ical), bersama Putra Gubernur Sulsel Prof. Nurdin Abdullah, Fauzi Nurdin, saat Peresmian Posko dan Deklarasi Pasangan Deng Ical-Fadli Ananda, Senin (06/07/2020).
Mantan Wali Kota Makassar Dua Periode, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), dan Calon Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal (Deng Ical), bersama Putra Gubernur Sulsel Prof. Nurdin Abdullah, Fauzi Nurdin, saat Peresmian Posko dan Deklarasi Pasangan Deng Ical-Fadli Ananda, Senin (06/07/2020).

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kehadiran Fatul Fauzi Nurdin dalam kegiatan deklarasi dan peresmian posko pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Makassar Syamsu Rizal (Deng Ical) – Fadli Ananda, dinilai menjadi simbol jika dukungan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (NA) kepada pasangan yang memiliki akronim Dilan itu.

Fatul Fauzi Nurdin yang tak lain adalah putra Nurdin Abdullah itu tidak sekedar menghadiri kegiatan peresmian posko dan deklarasi pasangan Syamsu Rizal alias Deng Ical – Fadli Ananda (Dilan). Akan tetapi namanya juga tercatat sebagai salah saty juru bicar pasangan itu.

Pengamat politik Unismuh Makassar, Andi Luhur Priyanto menilai, secara simbolik kehadiran Fauzi Nurdin di acara tersebut sudah menunjukkan arah dukungan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah di Pilwalkot Makassar.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

“Secara simbolik, kehadiran Fauzi Nurdin di tim Dilan, yang juga kader PDI-Perjuangan mengindikasikan dukungan NA pada pasangan itu (Dilan.red),” kata Andi Luhur kepada Republiknews.co.id, Senin (06/07/2020).

Sejauh ini, lanjut Andi Luhur, pengaruh ikatan kekerabatan dalam politik lokal kita masih cukup kuat. Meskipun ada beberapa klan politik, yang mampu mengatur diaspora dan persebaran dukungan anggotanya.

“Tetapi secara umum, pilihan politik pada keluarga tertentu cenderung bersifat menyatu. Institusi keluarga bisa menjadi mesin politik elektoral,” ungkap Luhur.

Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi

“Jika melihat rekam jejak politik NA, dukungan keluarga terdekatnya yang solid. Meskipun sebagai Gubernur, ada demarkasi etis dan hukum yang membatasi peran politik NA di kontestasi Pilkada,” tutup dosen fisip Unismuh Makassar itu. (*)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646