0%
logo header
Jumat, 15 Desember 2023 16:36

Kembangkan Ekosistem EBT, PLN Manfaatkan COP28 Jaring 14 Kerjasama Global

Chaerani
Editor : Chaerani
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo usai melakukan penandatanganan kerjasama global terkait upaya mewujudkan ekosistem kelistrikan hijau di sela-sela perhelatan COP28, di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), kemarin. (Dok. Humas PLN UIP Sulawesi)
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo usai melakukan penandatanganan kerjasama global terkait upaya mewujudkan ekosistem kelistrikan hijau di sela-sela perhelatan COP28, di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), kemarin. (Dok. Humas PLN UIP Sulawesi)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — PT PLN (Persero) berhasil menjaring kerjasama global dalam rangka menyiapkan diri mengembangkan ekonomi energi baru terbarukan atau EBT.

Kerjasama ini dijaring pada pagelaran Conference of the Parties (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) yang berlangsung mulai 30 November hingga 12 Desember 2023.

Dengan upaya tersebut PLN berhasil menjaring 14 kerja sama dalam agenda transisi energi. Hal ini selaras dengan komitmen mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

Dimana kerjasama tersebut mencakup pengembangan ekosistem akselerasi EBT di tanah air, program capacity building, utilisasi limbah FABA, finansial, hingga pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kerja sama tersebut tak hanya dilakukan dengan entitas nasional tapi juga multinasional.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, perubahan iklim adalah persoalan global, karena 1 ton emisi CO2 di Dubai akan menimbulkan dampak kerusakan yang sama dengan 1 ton emisi CO2 di Jakarta. Maka, satu-satunya cara untuk menghadapi tantangan perubahan iklim adalah lewat kolaborasi.

Sebagai lokomotif transisi energi di tanah air, PLN menyadari upaya mitigasi perubahan iklim tidak akan mampu dijalankan PLN sendiri. Komunitas global perlu bersatu, karena ini adalah masalah bersama.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

“Dengan adanya acara COP28 ini, memberi kami rasa bangga dan keyakinan, komunitas global yang tadinya terpecah-pecah kini bersatu untuk mengatasi perubahan iklim dunia,” katanya dalam keterangannya, kemarin.

Darmawan optimis, lewat jalinan kerja sama yang telah diperoleh pada gelaran COP28, akan memuluskan langkah PLN dalam mencapai NZE lebih dini dari target yang ditentukan.

Adapun kerja sama yang dilakukan PLN dalam agenda COP28 di antaranya. Pertama, PT PLN (Persero) menyepakati kerja sama dengan The US National Renewable Energy Laboratory (NREL) terkait studi pengembangan control center PLN. Kedua belah pihak juga akan mengkaji integrasi sistem jaringan Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.

Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM

Hal ini lantara tiga wilayah tersebut memiliki potensi EBT yang besar, sehingga diperlukan sistem jaringan integrasi agar seluruh pasokan listrik bisa dialirkan kepada seluruh masyarakat.

Kedua, PT PLN (Persero) menyepakati kerja sama dengan Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP) dalam pengembangan proyek potensial dalam penurunan emisi karbon secara signifikan dalam sektor ketenagalistrikan. PLN bersama GEAPP akan mengakselerasi pencapaian transisi energi yang berkeadilan dan target net zero, infrastruktur kendaraan listrik dan juga pengembangan EBT di Indonesia.

Ketiga, PT PLN (Persero) menyepakati kerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) dan KfW untuk memanfaatkan Project Development Facility (PDF) yang dikelola oleh PT SMI untuk proyek-proyek Pumped Storage Hydroelectric Power Plant dalam rangka percepatan transisi energi di Indonesia.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Nantinya KfW bersama PT SMI akan memberikan dukungan dalam bentuk Feasibility Study dan Environmental & Social Scoping pada tahapan persiapan proyek PLTA Grindulu Pumped Storage 4×250 MW dan PLTA Sumatera Pumped Storage 2×250 MW.

Keempat, PT PLN (Persero) bersama Cirebon Electric Power (CEP), Asian Development Bank (ADB), dan Indonesia Investment Authority (INA) bersinergi dalam percepatan pemensiunan operasional PLTU Cirebon pada Desember 2035, lebih awal daripada Juli 2042. Upaya ini mampu menghindarkan emisi hingga 30 juta ton CO2.

Kelima, PT PLN (Persero) bersama Masdar perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA) sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Setelah sukses membangun PLTS Terapung Cirata, keduanya sepakat untuk melakukan kajian menambah kapasitas PLTS Terapung Cirata dan pengembangan bisnis energi untuk pasar internasional.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Darmawan memaparkan, emisi yang dihasilkan dari sektor ketenagalistrikan Indonesia saat ini sekitar 260 juta metrik ton. Jika dibiarkan, maka jumlah tersebut akan meningkat menjadi 1 miliar metrik ton pada tahun 2060.

Untuk itu, PLN mengambil langkah agresif dengan mendesain ulang Rancana Usaha Pengadaan Tenaga Listrik (RUPTL) nasional, dan menghapus rencana penambahan 13 Gigawatt (GW) pembangkit berbasis batubara. Langkah ini mampu menghindarkan emisi hingga 1,8 miliar metrik ton CO2.

”Seperti kita ketahui bersama, saat ini kami bersama dengan Pemerintah Indonesia telah menyelaraskan Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) paling hijau sepanjang sejarah di Indonesia,” katanya.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Ia pun mengaku bersyukur sebab rencana dan upaya tersebut mendapatkan dukungan penuh dari komunitas global, sehingga dengan kolaborasi ini pihaknya yakin akselerasi transisi energi Indonesia akan berjalan dengan signifikan.

PLN juga mengembangkan Accelerated Renewable Energy Development (ARED) untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Skema ARED secara agresif akan menambah kapasitas pembangkit PLN 75 persen dari energi terbarukan, dan 25 persen dari gas.

”Dengan langkah yang apik serta dukungan penuh dari dunia internasional, PLN Optimis mampu mewujudkan trilema transisi energi. Dimana memiliki harga yang terjangkau oleh masyarakat (affordability), keamanan pasokan listrik (security), dan keberlanjutan (sustainability),” tutur Darmawan.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Darmawan menekankan, transisi energi juga penting untuk mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional dengan menciptakan lapangan kerja. Di saat bersamaan, hal ini juga akan memberikan kesejahteraan pada masyarakat dan mengentaskan kemiskinan, serta mampu menjaga lingkungan.

”Transisi energi ini sangat penting kita lakukan dalam menyediakan energi berkelanjutan bagi masyarakat kita. Di sini saya ingin menyampaikan bahwa kami berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca untuk memperlambat pemanasan, jika memungkinkan, untuk mendinginkan bumi,” tutupnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646