REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Pembangunan medium scale dairy farm atau kandang inkubator sapi perah di Eks Pabrik Markisa, Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa ditargetkan dapat dirampungkan di tahun ini.
Kepala Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Nasrullah mengatakan, pada kandang inkubator ini akan dipelihara sekitar 200 hingga 300 ekor sapi perah oleh kelompok ternak khusus yang diambil dari masyarakat setempat. Dari jumlah ekor sapi perah tersebut pihaknya menargetkan hasilnya sesuai dengan perencanaan yang dilakukan dengan PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory) dalam kerjasama yang disepakati.
“Di inkubator ini akan mulai memproduksi sesuai kebutuhan PT Cimory yang membutuhkan bahan baku susu sekitar 2000 liter per hari dalam produksi 1 jam. Karena memang kapasitas dari mesin yang disiapkan dan memang baru medium scale yang dibuat sehingga baru bisa dioperasikan selama sejam tiap hari, tapi ini akan terus berkembang,” katanya usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan kandang inkubator sapi perah, Selasa (16/03/2021).
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
Selain itu, pada lingkaran medium scale ini akan dikelola kelompok ternak dari masyarakat sekitar. Sebelum beroperasi, terlebih dahulu kelompok ternak ini akan diajar di Pabrik Cimory dan UPT Perbibitan Sapi Perah milik Kementan RI di Kecamatan Baturaden, Jawa Tengah.
“Dengan demikian, Insyaallah PT Cimory di tahun ini akan sudah mulai memproduksi sekitar 2500 produk mulai dari yogurt, susu dan lainnya yang sumber susunya dari kandang inkubator ini,” terangnya.
Menurutnya, kondisi persusuan nasional hingga saat ini baru bisa terpenuhi sekitar 22 persen dari kebutuhan nasional atau sekitar 1 juta ton dari kebutuhan 3,4 juta ton. Sementara hampir seluruh peternakan sapi perah itu masih berlokasi di Pulau Jawa, sehingga sekitar 17 persen pihaknya melakukan importasi untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri.
Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi
“Tentunya kalau kita bertumpu ke Pulau Jawa semua, dengan keterbatasan lahan saat ini. Merupakan tantangan tersendiri karena kita masih butuh sekitar 1,3 juta ekor untuk dikembangkan agar mencukupi 2,4 juta liter,” katanya.
Sehingga, salah satu inisiasi dari Kementerian Pertanian bersama dengan Bupati Gowa dan PT Cimory adalah mengembangkan sapi perah diluar Pulau Jawa dengan memilih Kabupaten Gowa, di Sulawesi Selatan. Beberapa hal menjadi pertimbangan kenapa Kabupaten Gowa menjadi lokasi pengembangan sapi perah tersebut.
Pertama, Kabupaten Gowa adalah akses ke pusat pemerintahan Sulawesi Selatan yang merupakan hak wilayah Timur Indonesia sangat dekat. Kedua, wilayah secara agroekosistem sangat memungkinkan, makanya pembangunan kandang inkubator ini juga akan dilengkapi dengan hijauan pakan ternak (HPT).
Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya
“Penanam HPT juga dilakukan di sekitar wilayah ini dengan menanam rumput odot 1.500 stek yang dibagi dalam dua jenis. Penanam rumput ini kita siapkan dengan luasan lahan 36 hektare dengan hasil produksi 60 ton pertahun,” ujarnya.
Lanjutnya, secara hitungan ekonomis yang selama ini dilakukan masyarakat bahwa dengan menanam hijauan pakan ternak dengan produksi 60 ton pertahun dengan masa panen 3-4 setahun dapat menghasilkan Rp60 juta atau dengan harga Rp1000 per kilonya.
“Ada Rp60 juta bisa mereka dapatkan, tetapi resikonya jauh lebih rendah dibandingkan menanam yang lain, sehingga nantinya akan menjadikan tambahan inkam bagi masyarakat kita dan harapannya hijauan pakan ternak ini tidak keluar dari Kabupaten Gowa ini dan bisa kita lakukan intervensi untuk wilayah-wilayah lainnya,” tutup Nasrullah.
Baca Juga : Korban Kebakaran di Bu’nea Gowa Akan Dibangunkan Rumah Layak Huni
Sementara, Direktur Utama PT Cimory Bambang Sutantio mengatakan, kerjasama yang dilakukan ini sebetulnya yakni antar pemerintah setempat dengan pihak Kementan RI untuk memulai peternakan sapi perah di Kabupaten Gowa.
“Peternakan sapi perah ini perlu diolah karena apabila tidak, maka hasilnya tidak akan tahan lama hasil susunya dan tidak mungkin untuk di pasarkan. Makanya, peran kami disini akan membangun pabrik pengolahan susu yang di mulai dari kecil dan akan tumbuh bersama dengan populasi sapi perah yang ada di Kabupaten Gowa,” katanya.
Dirinya berharap, semoga usaha yang direncanakan tersebut bisa berjalan dengan lancar dan sesuai target.
Baca Juga : Korban Kebakaran di Bu’nea Gowa Akan Dibangunkan Rumah Layak Huni
“Mudah-mudahan usaha ini lancar, sapinya bisa berkembang dengan baik. Hasil susunya kualitasnya baik, dan bisa di proses untuk didistribusikan lebih jauh ke masyarakat,” ujarnya. (Rhany)