REPUBLIKNEWS.CO.ID,LUWU UTARA —
Tragedi banjir bandang di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, merenggut banyak korban jiwa yang meninggal, terdampak dan beberapa orang dinyatakan hilang dalam
musibah banjir bandang yang
menerpa Kabupaten Luwu Utara tepatnya terjadi pada Senin malam (17/7/2020).
Terjadinya bencana banjir bandang,
di duga adanya curah hujan yang sangat tinggi yang terus-menerus turun selama beberapa hari hingga membuat tiga anak sungai yang berada di Luwu Utara meluap. Tiga sungai tersebut di antaranya sungai
sabbang, sungai Radda, dan sungai
Masamba.
“Dari hasil pengamatan sementara ya jadi dugaan atau juga mungkin analisa sementara yang pertama curah hujan, Ibu Bupati mencatat insetitas hujan itu antara 250 sampai 300 mm dalam waktu yang sangat singkat tanggal 12 dan tanggal 13 Juli,” ungkapnya
saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Luwu Utara pada Jum’at (17/7/2020).
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
Lanjut, seusai memantau lewat udara yang didampingi langsung oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Prof Nurdin Abdullah, ia melihat ada sebagian dari gunung Buttu Lero dan Gunung Magganrang bagian selatan yang mengarah kota masamba itu terkupas.
“Kalau itu sudah lama biasanya pasti melihat ada tutupan sebagian dengan tanaman empedu misalnya, tanaman rambat misalanya, tetapi kita perhatikan jarak jauh itu belum ada tutupan artinya itu masih baru,” ungkapnya.
“BNPB yang sudah di amanahkan beberapa hari yang lalu tugaskan kemarin beberapa hari yang lalu bersama dengan tim KLHK, ESDM dan juga beberapa kementerian yang lain bekerja sama untuk bisa melakukan analisa, sehingga mendapatkan kesimpulan nanti apa yang menjadi penyebab utama kemudian” tambahnya.
Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi
Faktor yang lainya adalah Monardo menuturkan kawasan pegunungan tersebut adalah jenis bebatuan yang relatif gampang longsor.
“Jadi ini catatan bagi kita semua seluruh Pemerintah baik kabupaten dan provinsi agar daerah-daerah yang berada di wilayah kawasan bantaran sungai terutama yang padat pemukiman penduduk sudah harus di fikirkan mitigasinya (Rawan Bencana) agar kedepan supaya kasus seperti ini tidak terulang lagi kembali dan tidak lagi menimbulkan korban banyak sepert ini,”paparnya.
Diketahui kejadian serupa ini pernah terjadi pada tahun 1982 awal itu juga pernah terjadi peristiwa seperti ini hanya korbanyanya tidak seperti ini kata Doni. (Thamzil)