REPUBLIKNEWS.CO.ID, Baubau – Satgas pelopor PO5 di lingkungan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Baubau melakukan audiensi dengan Walikota Baubau Dr. H. AS. Tamrin, S.H., M.H di Aula Kantor Kemenag Kota Baubau, Jum’at (08/01/2021).
Kepala Kantor Kemenag Kota Baubau H. Rahman Ngkaali dalam sambutannya menyatakan keberadaan Satgas PO5 sebagai ikhtiar mengimplementasikan motto “Karakter Unggul, Sultra Bermartabat” yang di perkenalkan oleh Ka Kanwil Kemenag Prov. Sultra, Fesal Musaad.
“Ini juga wujud kita membantu Pemerintah Daerah dalam hal menciptakan kedamaian di Kota Baubau, karena kunci dari membangun kita damai dulu,” ungkapnya.
Dijelaskan, H. Rahman Ngkaali sebagai Ketua dewan penasehat Satgas pelopor PO5, pembentukan Satgas pelopor PO5 karena sebagaimana diketahui, PO5 merupakan akronim dari kalimat: pomamasiaka (saling menyayangi), popiapiara (saling mengayomi), pomaemaeka (saling menghargai/menghormati), poangka- angkataka (saling mendukung/menopang) dan pobincibinciki kuli (saling toleransi).
“Merupakan falsafah hidup berakar dari nilai kearifan lokal masyarakat Buton selaras dengan nilai-nilai agama dalam membentuk karakter unggul bermartabat, yang secara operasional Ka Kanwil Kemenag Sultra selalu menyerukan untuk saling menyayangi, menolong, membantu, mengisi dan menghargai bukan saling menuduh/memfitnah, menyalahkan dan merusak,” terangnya.
Lebih lanjut, H. Rahman Ngkaali mengatakan PO 5 bahwa ini sejalan dengan Nilai- nilai kegamaan kita.
“Sehingga kita terpanggil menampakkan peran ini di tengah- tengah Masyarakat, ikut memperkenalkan nilai- nilai kearifan lokal, pesan- pesan budaya leluhur Buton,” pungkasnya.
“Untuk itu, kehadiran Pak Wali di sini, di Kantor Kemenag Kota Baubau sore ini, agar kita mendapatkan pencerahan dari sumber utama Po5,” sambung Ka Kan Kemenag Kota Baubau,
Sementara itu, Walikota Baubau dalam pemaparan materinya menjelaskan Nilai- nilai yang sudah mendarah daging diajarkan leluhur Buton.
“Bagian pertama dalam mukadimah UU Martabat Tujuh kesultanan Buton adalah hubungan interaksi bermasyarakat yang berlandaskan pada filsafat rasa ‘Binci – Binciki kuli’ (falsafah Buton artinya saling mencubit kulit) kemudian dimanifestasikan dalam lima Nilai dasar,” terang Dr. H. AS. Tamrin.
AS Tamrin menjelaskan lima nilai dasar tersebut yaitu sebagai berikut.
Pertama Po Maamasiaka yang artinya saling sayang menyayangi, saling cinta – mencintai, saling kasih mengasihi.
Kedua, Po Piapiara artinya pelihara atau rawat, pengertiannya saling memelihara, saling merawat atau saling mengayomi.
Ketiga, Po Maemaeaka, maea artinya rasa malu, maknanya saling menanggung rasa malu, jika melakukan perbuatan tercela yang malu bukan saja yang bersangkutan tapi seluruh keluarga, orang tua dan komunitas akan turut merasa malu.
Keempat, PO angka- angkataka, (angka artinya angkat, angkataka/ saling mengangkat/menghargai) pengertiannya saling mengangkat martabat, saling menghormati, saling menghargai.
Kelima, Po Binci binciki kuli, (Binci berarti cubit, kuli: kulit, binciki kuli, cubit kulit) pengertiannya saling mencubit kulit suatu ungkapan kiasan atau perbuatan yang menyakitkan orang lain akan sama halnya dengan ketika kita disakiti, jika kita cubit kulit kita akan terasa sakit tentu kita tidak suka begitupun orang lain, jika kita tidak suka disakiti maka jangan pula menyakiti orang lain dengan apapun perbuatan tersebut.
Diketahui, Satgas pelopor PO5 lingkup Kemenag Kota Baubau, terdiri dari Ketua Dewan Penasehat yaitu Kepala Kantor Kemenag Baubau dengan pengurusnya Kasubbag TU Kan Kemenag Baubau, Kepala Seksi dan Penyelenggara serta Ketua Kelompok Kerja Penyuluh Kota Baubau.
Sedangkan, Anggota yaitu Kepala KUA Kecamatan di Kota Baubau dan Penyuluh Agama Islam PNS dan Non- PNS se-Kota Baubau dengan ketua satgas Ust. Hamdani, S.HI. (*)
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646
