REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Sebagai komitmen dalam menjaga habitat Monyet Hitam Sulawesi atau YAKI. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi berhasil meraih penghargaan pada ajang Indonesia SDGs Award (ISDA) 2024.
Kegiatan ini diselenggarakan Corporate Forum for Community Development (CFCD) untuk program Konservasi Monyet Hitam Sulawesi (Yaki), di Hotel Raffles Jakarta.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Sekjen CFCD Prof Hardinsyah kepada Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Sulawesi Utara (MUPP Sulut) Muh. Arfah Aboe Kasim dan disaksikan oleh Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Pungkas Bahjuri Ali, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Bidang Pangan Dandy Iswara, dan Deputi Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional Donny Purnomo.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Sulawesi Utara Muh. Arfah Aboe Kasim menyampaikan terima kasih atas penghargaan Silver yang telah diberikan kepada PLN UIP Sulawesi pada kategori Ekosistem Daratan khususnya untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 15.5.
“Program PLN Peduli Konservasi Yaki di Sulawesi Utara, khususnya di sekitar kawasan Cagar Alam Gunung Duasudara telah berlangsung sejak 2022 hingga 2024, dengan total nilai program mencapai Rp420 juta,” jelasnya, dalam kegiatan, kemarin.
Program ini dijalankan bersama dengan mitra kolaborasi melalui berbagai kegiatan. Antara lain, penyediaan alat kesehatan bagi satwa, sosialisasi kepada masyarakat di sekitar Kota Bitung, penanaman bibit pohon, dan bersih-bersih pantai di Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Batu Angus dan TWA Batuputih.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
“Termasuk mitigasi interaksi satwa liar dan manusia, penerapan prinsip ekowisata melalui pelatihan pramuwisata, penyediaan papan penunjuk arah di TWA Batu Angus, pengembangan kapasitas FMKH, dan kampanye billboard satwa dilindungi,” jelasnya.
Ia berharap,program yang dijalankan dapat meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat yang tinggal di sekitar habitat Yaki untuk menjaga satwa yang dilindungi tersebut, mengingat berdasarkan The Red List Index (RLI), Yaki atau Macaca Nigra diklasifikasikan Sangat Terancam Punah.
“Dalam menjalankan program TJSL kami juga melakukan pengukuran dampak program dengan metode Social Return on Investment (SROI) di mana untuk program ini memperoleh nilai 1,93 dan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) memperoleh nilai 3,95 yang dikategorikan sangat baik,” tutup Arfah.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
Sementara, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono mengungkapkan, pemerintah mengapresiasi setinggi-tingginya langkah perusahaan dalam mengembangkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang sejalan dengan program pemerintah.
“Sebab, hal tersebut berkontribusi dalam mendukung percepatan pencapaian target yang ada,” katanya.
Senada dengan itu, Ketua Umum CFCD Thendri Supriatno menjelaskan, program CSR dan Program SDGs perusahaan merupakan aktivitas perusahaan yang sangat strategis dalam memastikan keberlanjutan perusahaan. Oleh karenanya ajang apresiasi terhadap program tersebut sangatlah penting untuk dilakukan.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
“Apresiasi program baik melalui penghargaan ICA maupun ISDA dilaksanakan dalam sebuah rangkaian acara yang sama. Ini merupakan apresiasi yang diberikan kepada perusahaan yang memiliki program atau aktivitas dalam upaya pemenuhan tanggung jawab sosialnya dan kontribusi dalam pencapaian Tujuan SDGs 2030,” tuturnya.
