REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Ketua Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) Sulsel Fadli Ananda ikut merespon terkait adanya puluhan warga di Sulsel yang mengaku tertipu travel abal-abal.
Bahkan, total kerugian yang dialami mencapai Rp 3 Miliar. Informasi ini viral di sosial media, setelah para korban mendatangi kantor travel tersebut untuk meminta pengembalian uang setelah tak kunjung diberangkatkan.
Mereka mengaku mengenal travel tersebut dari postingan sejumlah selebgram, dan tergiur dengan harga murah.
Baca Juga : PLN UIP Sulawesi dan Polda Sulsel Komitmen Jaga Infrastruktur Ketenagalistrikan Berkelanjutan
Fadli pun tak hentinya mengingatkan masyarakat agar tidak tergiur dengan promosi harga murah. Baik itu untuk perjalanan ibadah umrah ataupun wisata.
“Pada umumnya, travel yang menawarkan harga tidak masuk akal itu menggunakan skema ponzi. Dan ini sangat merugikan,” ujarnya, Sabtu (17/09/2022).
Khusus untuk perjalanan ibadah umrah, Dokter Fadli meminta masyarakat hati-hati dengan promosi bayar saat ini, namun pelaksanaan umrah baru satu atau dua tahun setelahnya. Hal tersebut sangat beresiko.
Baca Juga : Indosat Perkuat Pengalaman Digital di Makassar Dengan AIvolusi5G
“Kalau bayar sekarang dan umrahnya tahun depan atau dua tahun depan, itu ada resiko juga. Karena sebenarnya umrah tidak ada kuota. Jadi kalau sudah bayar, harusnya bisa berangkat sesuai dengan tanggal kesepakatan,” terangnya.
Dokter Fadli mengungkapkan, seiring membaiknya perekonomian masyarakat pasca terpuruk akibat pandemi Covid 19, travel-travel yang menawarkan paket perjalanan dengan harga murah juga ikut menjamur.
Travel-travel ini bahkan menggunakan jasa influencer untuk mempromosikan paket-paket tersebut, untuk menarik perhatian masyarakat.
Baca Juga : Gojek, Tangan Di Atas dan Pemkot Makassar Dukung Pelaku UMKM Kuliner Baru Naik Kelas
“Kita bisa lihat di sosial media, bertebaran iklan-iklan perjalanan murah, dalam ataupun luar negeri,” imbuhnya.
Ketua ISYEF Sulsel ini berharap, masyarakat bisa belajar dari peristiwa serupa yang sudah banyak terjadi sebelumnya. Dan lebih berhati-hati lagi memilih travel.
