REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Industri jasa keuangan non bank di Sulawesi Selatan mencatatkan kinerja positif hingga Juli 2025. Hal ini terlihat dari pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan, dana pensiun, maupun industri penjaminan.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Moch Muchlasin, mengungkapkan bahwa total piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 2,06 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp18,78 triliun.
“Ada pertumbuhan pada piutang pembiayaan meskipun dengan nilai kecil. Dimana pada Juli 2024 mencapai Rp18,40 triliun meningkat ke Rp18,78 triliun,” terangnya, dalam keterangannya, kemarin.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
Ini menunjukkan sektor pembiayaan masih berperan penting dalam mendukung pembiayaan masyarakat, khususnya di sektor produktif maupun konsumtif,” jelas Muchlasin.
Selain itu, total aset dana pensiun di wilayah Sulawesi Selatan juga mencatatkan kenaikan 5,27 persen yoy menjadi Rp1,69 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,60 triliun.
“Dengan capaian tersebut memperlihatkan meningkatnya kesadaran masyarakat dan perusahaan akan pentingnya program pensiun dalam menjamin kesejahteraan di masa depan,” ujarnya.
Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM
Di sisi lain, pada industri penjaminan juga mencatat pertumbuhan yang signifikan dengan total penjaminan naik 27,94 persen yoy atau mencapai Rp894 miliar.
Muchlasin menegaskan, OJK akan terus memperkuat pengawasan serta mendorong literasi dan inklusi keuangan agar pertumbuhan sektor jasa keuangan non-bank di Sulselbar dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah.
“Dengan sinergi bersama pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat, kami optimistis industri jasa keuangan non-bank di Sulselbar akan semakin resilient dan inklusif,” tutupnya.