REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulselbar menilai kinerja perbankan sektor syariah tetap berjalan positif hingga Maret 2025.
“Di Sulsel ini kondisi perbankan syariah cukup bagus, dan ini tentunya perlu kita dorong melalui kolaborasi bersama lintar stakeholder. Termasuk dukungan dari pemerintah daerah,” kata Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin, dalam keterangannya, kemarin.
Ia menjelaskan, pada sektor aset perbankan syariah mengalami pertumbuhan 8,55 persen secara tahunan atau year on year (yoy) atau Rp14,40 triliun di periode 2024, meningkat Rp17,53 triliun di 2025 pada periode Maret. Sementara, untuk aset perbankan konvensional meningkat 91,45 persen, dari Rp179,15 triliun menjadi Rp187,46 triliun di tahun ini.
Baca Juga : Dari Aduan Warga hingga Layanan Online Terpadu, Wamendagri Akui Digitalisasi Makassar yang Terbaik
“Allhamdullillah sepertinya keuangan syariah ini cukup berhasil untuk founding-nya atau dalam kegiatan usahanya,” terangnya.
Ia menilai, terjadi penurunan dalam jumlah kecil pada sektor aset perbankan syariah khusus pada periode 2022 hingga 2024.
“Awalnya ada penurunan, tapi kemudian di akhir mulai meningkat,” terangnya.
Baca Juga : Hasil Lengkap CostuMAXI 2025: XMAX, NMAX, Aerox dan Lexi Punya Raja Modifikasi Baru
Bahkan, secara kredit perbankan syariah dinilai peningkatannya lebih tinggi lagi sekitar 8,92 persen, dan kredit perbankan konvensional mencapai peningkatan 91,08 persen.
“Untuk dana pihak ketiga (DPK) syariah periode Maret 2025 mencapai Rp12,25 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,41 triliun. Sedangkan, untuk DPK konvensional Rp125,09 triliun dari Rp118,48 triliun tahun sebelumnya,” jelasnya.
Adapun untuk pembiayaan di sektor perbankan syariah tumbuh 9,01 persen secara tahunan. Dimana mencapai Rp14,93 triliun dari Rp12,31 triliun di tahun sebelumnya. Sementara, di sektor pembiayaan perbankan konvensional tumbuh 90,99 persen atau Rp150,85 triliun di tahun ini, dan Rp147,46 triliun pada Maret 2024 lalu.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
Dalam sektor perbankan syariah ini pihaknya terus mencermati apa yang menjadi permasalahan dalam perkembangannya. Misalnya, dengan mengamati apakah penyebabnya karena keterbatasan produk, kemudian apakah perlu permodalan yang kuat, dan langkah lainnya.
“Kami coba melihat apa yang menyebabkan belum menariknya sektor jasa keuangan syariah ini. Ternyata juga disebabkan karena masih perlunya penguatan pada literasi dan inklusi keuangan syariah di Sulawesi Selatan,” katanya.