REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Sebagai upaya kepeduliannya kepada isu perubahan iklim sekarang ini, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama Global System for Mobile Communications Association (GSMA) melakukan kolaborasi dalam mewujudkan peningkatan ketahanan lingkungan dan ekonomi Indonesia. Hal ini digagas melalui kerjasama kedua bela pihak melalui penandatanganan nota kesepahaman yang berlangsung di sela-sela pelaksanaan Mobile World Congress (MWC) Barcelona 2023 belum lama ini.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha mengatakan, dalam kolaborasi ini pihaknya akan melakukan pengembangan mitigasi berbasis seluler untuk berbagai isu perubahan iklim. Dimana dengan mengembangkan program konservasi mangrove dan upaya peningkatan Produktivitas pembudidaya udang dan kepiting dengan menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) di Kalimantan Utara.
“Kemitraan ini akan dijalankan melalui Mobile Innovation Hub GSMA, yang dibuat dalam kemitraan dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), yang ditugaskan oleh Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ),” katanya dalam keterangan resminya, kemarin.
Baca Juga : Dari Aduan Warga hingga Layanan Online Terpadu, Wamendagri Akui Digitalisasi Makassar yang Terbaik
Menurutnya, Indonesia terus memainkan peranan pentingnya untuk mendorong pengendalian perubahan iklim dunia. Isu-isu prioritas yang telah dibahas pada Climate Sustainability Working Group (CSWG) sebagai rangkaian G20 lalu, menjadi dasar kerjasama antar kedua belah pihak.
“Kami yakin aksi nyata yang memanfaatkan teknologi digital ini akan meningkatkan ketahanan lingkungan serta ekonomi masyarakat sekitar di Kalimantan Utara. Program berkelanjutan ini juga akan membawa dampak positif bagi pelestarian alam Indonesia sekaligus meningkatkan perekonomian bangsa di masa depan,” ujarnya.
Program kerja sama IOH dengan GSMA akan dilakukan di Provinsi Kalimantan Utara dalam dua bentuk kegiatan. Pertama, Pemetaan Partisipatif Laut dan Pesisir yang menggunakan teknologi geospasial untuk meningkatkan perencanaan wilayah dan pembuatan kebijakan terutama untuk lahan pertanian rumput laut.
Baca Juga : Hasil Lengkap CostuMAXI 2025: XMAX, NMAX, Aerox dan Lexi Punya Raja Modifikasi Baru
Kedua, Digitalisasi Budidaya Udang yang ramah lingkungan dengan menggunakan alat pemantauan berbasis IoT agar produktivitasnya meningkat. Kedua kegiatan tersebut dilatarbelakangi oleh adanya deforestasi hutan bakau karena perluasan pertanian rumput laut dan udang yang tidak teratur dan mengancam ekosistem lingkungan hidup.
“Sebagai perusahaan pascamerger yang didorong oleh tujuan, IOH tidak hanya menghubungkan masyarakat Indonesia, namun juga memberdayakan masyarakatnya dengan pemanfaatan teknologi digital. Dengan membawa semangat gotong royong, kami akan terus menjadi kolaborator utama bagi kemitraan strategis dalam mencapai tujuan tersebut seiring mendorong pelestarian lingkungan bagi generasi penerus,” tutup Vikram.
Sementara, Chief Regulatory Officer at GSMA and President Mobile for Development Foundation John Giusti menambahkan, GSMA memperkuat komitmennya untuk mengatasi tantangan iklim global dengan mendukung program nyata yang memanfaatkan inovasi digital untuk mengatasi dampak iklim. Kolaborasi antara Indosat Ooredoo Hutchison dan GSMA Mobile Innovation Hub, adalah contoh yang bagus tentang bagaimana seluler dapat memainkan peran penting dalam menghubungkan komunitas yang rentan dengan solusi digital yang memungkinkan mereka meningkatkan ketahanan iklim.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
Konservasi hutan bakau adalah kebutuhan global di banyak komunitas pesisir, dan program percontohan seperti ini membawa pembelajaran tak ternilai yang dapat diterapkan dan ditingkatkan.
“Kami melakukan pekerjaan ini bersama dengan dukungan kami yang lebih luas terhadap upaya industri seluler untuk mencapai Net Zero,” sebutnya.