0%
logo header
Senin, 31 Oktober 2022 16:13

Kolaborasi Pemda dan PKK, Percepat Penurunan Stunting di Luwu Utara

Sosialisasi Pemantauan Balita dalam rangka percepatan penurunan stunting di Aula Dinas Kesehatan. FOTO/KOMINFO LUWU UTARA
Sosialisasi Pemantauan Balita dalam rangka percepatan penurunan stunting di Aula Dinas Kesehatan. FOTO/KOMINFO LUWU UTARA

REPUBLIKNEWS.CO.ID, LUWU UTARA — Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) bekerjasama dengan TP-PKK Luwu Utara menggelar Sosialisasi Pemantauan Balita di Posyandu dalam rangka percepatan penurunan stunting dan gizi buruk tingkat kabupaten Luwu Utara.

Sosialisasi ini dibuka Sekretaris Daerah (Sekda), Armiadi, dan dihadiri sekira 40 peserta, terdiri dari PKK kecamatan dan kader posyandu, seperti Rongkong, Rampi, Masamba, Mappedeceng, Sukamaju, dan kecamatan lainnya.

Armiadi dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Stunting tergolong penyakit yang tidak menular, namun gangguan ini memiliki risiko besar yang bersifat jangka panjang.

Baca Juga : TPPS Penentu Intervensi Penanganan Stunting Hingga ke Desa

“Kegagalan tumbuh pada tubuh anak akan berpengaruh negatif terhadap kegagalan kualitas sumber daya manusia kita. Sementara mereka adalah aset kita dalam menghadapi bonus demografi,” kata Armiadi.

Ia menjelaskan bahwa konvergensi Stunting merupakan pekerjaan besar yang memerlukan adanya integrasi dan kolaborasi. “Upaya penurunan angka Stunting akan lebih efektif jika intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara konvergen atau terpusat, terutama di desa,” jelasnya.

Armiadi menegaskan bahwa sinergi dan kolaborasi antara kepala desa dan PKK harus terjalin dengan baik. “Tugas pemerintah tidak akan berarti apa-apa jika tidak terimplementasi di lapangan oleh kita semua sebagai pelaksana,” terangnya.

Baca Juga : Kepala BKKBN RI Puji Indah Putri Indriani Tangani Stunting Di Lutra

“Komponen-komponennya sebenarnya sudah ada, tinggal kita sama-sama untuk berkolaborasi,” sambung Armiadi.

Armiadi menyebutkan, salah satu sarana yang bisa memantau, termasuk untuk mendapatkan data stunting, yaitu posyandu yang ada di desa-desa. “Posyandu ini terdeteksi dari waktu ke waktu, karena posyandu itu dilaksanakan sekali sebulan. Di mana pesertanya anak-anak balita, sehingga apabila ada indikasi balita tersebut mengarah pada kondisi stunting, maka kita bisa lebih awal melakukan tindakan untuk menghambat agar tidak terjadi Stunting pada balita,” paparnya.

Sementara Ketua PKK Luwu Utara, Rahma Nursaid Suaib, menyebutkan, pada 2021, angka rerata stunting di Luwu Utara telah menurun hingga di angka 12,76%.

Baca Juga : Indah Putri Indriani : Komitmen Pimpinan Daerah Kunci Percepatan Penurunan Stunting

Olehnya itu, Rahma berpesan kepada para peserta untuk selalu memantau perkembangan dan pertumbuhan anak-anak, terutama para balita. “Semua ibu di sini menjadi ujung tombak di posyandu,” jelas Rahma.

Ia juga berharap bahwa setiap elemen masyarakat dapat bersinergi untuk mempercepat menurunkan angka Stunting di Luwu Utara. “Semoga melalui tangan-tangan kita semua, dapat mengakselerasi penurunan angka Stunting di Luwu Utara,” tandasnya. (*)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646