0%
logo header
Rabu, 21 Oktober 2020 23:32

Komisi D DPRD Sulsel Tinjau Lokasi Bendungan Lalengrie di Bone yang Berpolemik

Komisi D DPRD Sulsel Tinjau Lokasi Bendungan Lalengrie di Bone yang Berpolemik

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BONE — Polemik Bendungan Lalengrie masih terus berlanjut sampai saat ini. Masyarakat desa Ujung Lamuru Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone masih menutup bendungan tersebut karena tidak sesuai titik dan dipindahkan tanpa sepengetahuan warga.

Rombongan anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan tiba hari ini Selasa (21/10/2020) di lokasi Bendung untuk mengecek langsung masalah tersebut.

Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Sulsel, Jhon Rende Mangontan, menerangkan bahwa pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahtaraan masyarakat dari hasil pertanian tapi kenyataannya ini tidak maksimal sehingga ada protes dari masyarakat.

“Jadi begini, pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat dari segi pertanian, yang mana bendung ini bisa meningkatkan hasil pertanian yaang tadinya cuma bisa ptoduksi 1 kali jadi bisa 2 atau 3 kali produksi, tapi kenyataan bahwa mungkin pembangunan ini tidak maksimal sehingga ada protes dari masyarakat, dan protes masyarakat ini kami bawa ke rapat dengar pendapat di Provinsi dan hari ini kami tutun dan melihat dari dekat apa yang menjadi persoalan, dan setelah kami melihat langsung persoalan ini kami sutuh dulu Kontraktor untuk istirahat supaya masyarakat bisa kumpulkan datanya dan pihak PUPR kumpulkan datanya dan kita akan diskusikan kembali minggu depan di Makassar,” terangnya.

Di tempat terpisah Zakir Sabara H. Wata selaku putra daerah dan tokoh pemuda Desa Ujung Lamuru yang berprofesi sebagai dosen sekaligus Dekan di FTI UMI Makassar ditemui republiknews.co.id menegaskan bahwa tuntutan masyarakat telah didengarkan oleh Anggota DPRD Sulsel bahwa pembangunan dikembalikan ke titik semula.

“Jadi yang pertama itu tuntutan masyarakat telah di dengarkan oleh anggota dewan agar bisa dikembalikan ke titik awal, dan yang ke dua pembangunan yang terjadi sekarang betul-betul tidak ada manfaatnya buat masyarakat dan bisa dibuktikan di lapangan bahwa janji seribu hektar dialiri air tidak sampai tiga hektar yang bisa di aliri air kalau pembangunan yang sekarang ini di lanjut dan ini pembangunan betul – betul sia-sia karana tidak bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya. (Abdul Muhaimin)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646