0%
logo header
Rabu, 05 Oktober 2022 17:01

Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting, Pemkab Gowa Gandeng Divif 3 Kostrad

Rizal
Editor : Rizal
Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni di sela-sela kegiatan Kolaborasi Penanganan Cegah Stunting di GOR Kikav 14/JJ Divif 3 Kostrad, Bontomarannu, Selasa (4/10/2022). (Foto: Humas Pemkab Gowa)
Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni di sela-sela kegiatan Kolaborasi Penanganan Cegah Stunting di GOR Kikav 14/JJ Divif 3 Kostrad, Bontomarannu, Selasa (4/10/2022). (Foto: Humas Pemkab Gowa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA – Pemerintah Kabupaten Gowa berkomitmen menurunkan angka prevalensi stunting. Salah satunya dengan melibatkan berbagai unsur, seperti Divisi Infanteri (Divif) 3 Kostrad.

Pada kolaborasi ini Pemkab Gowa bersama Divif 3 Kostrad akan melakukan pencanangan cegah stunting.

Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni mengatakan, kolaborasi ini sebagai upaya bersama dalam penanganan stunting di Kabupaten Gowa. Penanganan stunting ini menjadi tanggungjawab bersama sehingga dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak, tidak terkecuali Divif 3 Kostrad.

Baca Juga : Pastikan Tepat Sasaran, Tamsil Linrung Inisiasi Posko Pengaduan Program Strategis Presiden di Sulsel

“Kita tidak punya banyak waktu untuk melakukan penurunan stunting. Untuk itu, kolaborasi, konvergensi dan semua keterpaduan program dan kegiatan diperlukan untuk melakukan percepatan penurunan stunting, termasuk TNI dan kepolisian di dalamnya,” katanya di sela-sela kegiatan Kolaborasi Penanganan Cegah Stunting di Gor Kikav 14/JJ Divif 3 Kostrad, di Kecamatan Bontomarannu, Selasa (4/10/2022) kemarin.

Ia menjelaskan, kondisi stunting bukan hanya disebabkan oleh masalah kesehatan semata, tetapi kondisi yang disebabkan oleh berbagai faktor. Antara lain, faktor ekonomi, pengetahuan orang tua, ketersediaan pangan atau bahkan faktor politisi.

Olehnya itu, dalam upaya pencegahan stunting perlu dimulai dari hulu, yaitu memperhatikan kesiapan dari calon pengantin, kesehatan ibu hamil, paska salin, dan tumbuh kembang balita. Tentu dengan memperhatikan sasaran yang tepat ,diharapkan tidak akan ada lagi penambahan kasus stunting baru.

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

“Bila kita dapat melakukan penurunan stunting secara cepat dan tepat, maka akan banyak masalah lain yang ikut terselesaikan. Misalnya, masih tingginya angka kematian ibu bersalin dan bayi baru lahir, banyaknya pernikahan usia anak dan masalah lain yang menyangkut pangan dan lingkungan,” jelasnya.

Dirinya menyebutkan, pada kolaborasi ini kegiatan yang akan dilakukan salah satunya, pemberian paket makanan bagi ibu hamil dan anak usia di bawah dua tahun.

“Dengan semua upaya ini, saya berharap di Kabupaten Gowa dapat bersiap menyambut Indonesia Emas 2045 yang merupakan 100 tahun Indonesia merdeka dengan kualitas sumber daya manusia yang unggul,” tegasnya.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

Sementara itu, Pangdivif 3 Kostrad, Mayjen TNI Dwi Darmadi mengaku, persoalan stunting di Kabupaten Gowa membutuhkan perhatian dari semua pihak. Apalagi masa pandemi Covid-19 membuat masih banyak masyarakat ragu ke fasilitas kesehatan untuk memeriksa dan memantau status gizi anak.

Lanjutnya, secara teknis, Perpres Nomor 72 Tahun 2021 dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI). Terdapat tiga pendekatan dalam pelaksanaan RAN PASTI. Pertama, dengan pendekatan keluarga berisiko stunting yang dilakukan dengan intervensi hulu, yaitu pencegahan lahirnya bayi stunting dan penanganan balita stunting.

Kedua, melalui pendekatan multi sektor dan multipihak melalui pentahelix, yaitu menyediakan platform kerja sama antara pemerintah dan unsur pemangku kepentingan seperti dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat, dan media.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

Ketiga, pendekatan intervensi gizi terpadu dengan melakukan intervensi spesifik dan sensitif, yang berfokus pada kesehatan dan kecukupan gizi 3 bulan calon pengantin, ibu hamil, ibu masa interval, baduta dan balita, didukung dengan penyediaan sanitasi, akses air bersih serta bantuan sosial.

“Kita berharap semua pihak yang hadir bisa menguatkan komitmen dalam menanggulangi masalah stunting di Kabupaten Gowa secara bersama-sama dan merealisasikan program yang telah direncanakan kedepan,” ungkapnya.

Dirinya mengungkapkan, faktor penting yang juga wajib diperhatikan agar upaya penurunan stunting dapat tepat sasaran, adalah kualitas data. Dirinya berharap, perbaikan data stunting yang akan menjadi rujukan untuk perencanaan monitoring dan evaluasi intervensi stunting, hendaknya dilakukan dengan memperhatikan validitas dan akurasi data.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

Tentu kata Mayjen TNI, Dwi Darmadi pengumpulan data yang baik dimulai ketika alat ukurnya sesuai standar yang ditetapkan, petugas memiliki kapasitas yang sama dan terlatih, prosedur pendataan dipenuhi.

“Masa depan kita tergantung dari aksi dan langkah kolaboratif yang kita lakukan sekarang dalam menyongsong masa depan. Kita harus optimis dan tidak boleh lengah, anak-anak bangsa adalah bagian masa kini dan masa depan. Saya mendukung penuh kebijakan pemerintah daerah guna menekan angka stunting di Kabupaten Gowa,” tutupnya. (*)

Penulis : Chaerani
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646