0%
logo header
Rabu, 05 Maret 2025 15:51

Kukar Diprediksi Akan Hadapi Musim Kemarau, Antisipasi Kekeringan dan Ancaman Karhutla

Arnas Amdas
Editor : Arnas Amdas
Kepala BPBD Kukar, Setianto Aji. [FOTO. IST]
Kepala BPBD Kukar, Setianto Aji. [FOTO. IST]

REPUBLIKNEWS.COID, KUKAR — Memasuki bulan Maret, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) diprediksi berada dalam fase transisi dari musim hujan menuju kemarau. Meskipun hujan masih turun di beberapa wilayah, intensitasnya mulai berkurang, menandakan peralihan cuaca yang akan semakin terasa pada April mendatang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Setianto Aji, menjelaskan bahwa Januari hingga Februari masih didominasi curah hujan tinggi. 

Namun, tren cuaca yang diamati menunjukkan bahwa kondisi akan berubah seiring masuknya musim kemarau terlebih wilayah Kalimantan cuaca sering tidak menentu.

Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Program RT dan Dorong Kesejahteraan Warga Muara Jawa

“Cuaca saat ini memang tidak selalu bisa diprediksi dengan mudah, tetapi pola umum yang kita lihat adalah peralihan ke musim panas akan terjadi di bulan April, dengan puncaknya sekitar pertengahan tahun,” ungkap Kepala BPBD Kukar, Rabu (05/03/2025).

Dalam laporan terbaru berdasarkan ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), diperkirakan bahwa beberapa daerah di Kukar masih akan mengalami hujan sporadis hingga akhir Maret. 

Namun, seiring meningkatnya suhu dan berkurangnya curah hujan, Kukar akan memasuki fase musim lembab sebelum benar-benar kering.

Baca Juga : Desa Dorong Perbaikan Layanan: FKP DPMD Kukar Jadi Ajang Penyampaian Tuntutan dan Harapan Desa

Salah satu dampak utama dari musim kemarau yang dikhawatirkan BPBD Kukar adalah berkurangnya ketersediaan air bersih. Beberapa desa seperti tahun sebelumnya, sudah mengalami kesulitan air saat musim kering diperkirakan akan menghadapi tantangan yang sama tahun ini. 

“Tantangan kita itu biasanya kekurangan air bersih di beberapa daerah tapi ini terus kami suplai,” ujarnya.

Selain itu, dampak kemarau juga bisa dirasakan di sektor pertanian. Terutama bagi mereka yang tidak memiliki sistem pengairan yang memadai. 

Baca Juga : DPMD Kukar Siap Kolaborasi dengan Desa Tingkatkan Mutu Pendidikan Usai Upacara Hari Guru Nasional

Jika tidak ada langkah antisipatif, musim kemarau bisa berujung pada gagal panen yang memengaruhi ketahanan pangan daerah.

Selain krisis air, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi fokus perhatian pemerintah daerah. 

BPBD Kukar mencatat bahwa beberapa desa memiliki riwayat karhutla akibat kondisi lahan yang mudah terbakar, terutama di daerah yang memiliki ekosistem gambut.

Baca Juga : DPMD Kukar Pastikan Transparansi dan Kepatuhan Pengelolaan Bantuan Posyandu dari Provinsi Kaltim

“Wilayah dengan lahan gambut atau  kering menjadi titik rawan karhutla setiap musim kemarau. Kami berharap ada langkah antisipasi sejak dini agar kebakaran tidak meluas,” ujar Setianto.

Pihak BPBD bersama instansi terkait telah merancang langkah-langkah mitigasi, termasuk, peningkatan patroli dengan teknologi ataupun unit yang dimiliki, edukasi kepada masyarakat terkait bahaya karhutla dan dampaknya terhadap lingkungan, sosialisasi larangan pembakaran lahan sebagai metode pembukaan lahan pertanian, penyediaan sumber air cadangan dan alat pemadam kebakaran sederhana bagi masyarakat di daerah rawan.

BPBD juga mengimbau agar masyarakat lebih waspada dan tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu kebakaran, seperti membuang puntung rokok sembarangan atau melakukan pembakaran sampah tanpa pengawasan. 

Baca Juga : DPMD Kukar Pastikan Transparansi dan Kepatuhan Pengelolaan Bantuan Posyandu dari Provinsi Kaltim

“Kami terus mengimbau kepada masyarakat, agar siaga mengingat tempat kita ini jika panas berpotensi pada karhutla, sehingga butuh peran masyarakat dalam menjaga,” tutupnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646