0%
logo header
Senin, 14 Desember 2020 18:51

Launching Dua Buku Tentang Buton, Ali Mazi: Ini Bagian dari Program Prioritas Pemprov Sultra

Mulyadi Ma'ruf
Editor : Mulyadi Ma'ruf
Gubernur Sultra Ali Mazi (tengah-batik merah) dalam acara Launching Buku. Foto: istimewa
Gubernur Sultra Ali Mazi (tengah-batik merah) dalam acara Launching Buku. Foto: istimewa

REPUBLIKNEWS.CO.ID, Kendari – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) melaunching dua buku yang berjudul ” Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Anti Korupsi Dalam Kearifan Buton” dan ” Mekanisme Adat Pengangkatan Sultan Buton dan Peran Lembaga Adat Kesultanan Buton Dalam Pembangunan Daerah di Sulawesi Tenggara”, yang dilaksanakan di Hotel Claro Kendari, Senin (14/12/2020).

Dalam sambutannya, Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan, Pemprov Sultra sangat menaruh perhatian terhadap penerbitan buku-buku yang berisi tentang khazanah, sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan tentang daerah Sultra. Ali Mazi menyebut, hal tersebut sejalan dengan program prioritas Pemprov Sultra yakni “Sultra Berbudaya Dan Beriman”.

“Saya berpandangan, bahwa budaya adalah modal pembangunan bangsa. Modal tersebut terletak pada perannya sebagai pengendali cara berpikir, berorientasi dan berperilaku masyarakat,” ujarnya.

Sambungnya, Ali Mazi menjelaskan, buku-buku yang sudah diterbitkan diharapkan dapat menjadi dokumen tertulis sekaligus menjadi bahan bacaan yang akan melengkapi ragam bahasa pustaka, khususnya bagi perpustakaan modern Sultra yang saat ini sedang dibangun.

“Perlu adanya kiat-kiat untuk menggali nilai-nilai budaya yang telah lama hidup dan berkembang di dalam masyarakat yang kemudian dituangkan kedalam bentuk buku,” terangnya.

Politisi Nasdem ini juga menyebutkan satu filosofi pemerintahan Kesultanan Buton
yaitu “Pobhinci-bhinci Kuli” yang patut dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat.

“Nilai-nilai pobhinci-bhinci kuli mengharuskan setiap individu etnis Buton untuk selalu mengenal siapa dirinya hingga pada akhirnya dia pasti mengenal siapa Tuhannya,” ujarnya.

Dalam filoshofi “Pobinci-binchi Kuli”, lanjut Ali Mazi, dikemas dalam “Sara Pata Nguuna” atau empat prinsip, pertama Pomae-maeaka (saling menjaga sesama manusia), kedua Popia-piara (saling mengayomi), ketiga pomaa-maasiaka (saling menyayangi) dan keempat poangka-angkataka (saling menghormati).

“Bila keempat nilai-nilai kehidupan ini terus diamalkan, maka saya yakin masyarakat pasti hidup tertib, rukun dan damai. masyarakat akan terlindungi dari perselisihan apalagi konflik,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Rektor Unidayan Ir. H. L.M Syamsul Qamar, M.T. IPU mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Gubernur Sultra karena telah melibatkan Unidayan dalam program penelitian dan publikasi hasil penelitian dua buku tersebut.

“Sebagai salah satu perguruan tinggi di Sultra, Unidayan memiliki staf pengajar sekaligus tenaga peneliti yang berasal dalam berbagai disiplin ilmu, baik yang berkualifukasi S2, S3, maupun Guru Besar,” ujarnya.

“Kedua buku yang sampai ditangan kita hari ini, diterbitkan sebagai dokumentasi hasil penelitian para dosen Unidayan yang mendapat suport dari Pemprov Sultra,” sambungnya. (Akbar Tanjung)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646