0%
logo header
Sabtu, 11 Juni 2022 23:17

Legislator Makassar Budi Hastuti Imbau Ruang Laktasi Diperbanyak

Rizal
Editor : Rizal
Anggota DPRD Kota Makassar, Budi Hastuti saat menggelar sosialisasi Perda nomor 3 tahun 2016 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Hotel Khas Makassar, Sabtu (11/6/2022). (Foto: Istimewa)
Anggota DPRD Kota Makassar, Budi Hastuti saat menggelar sosialisasi Perda nomor 3 tahun 2016 tentang Pemberian ASI Eksklusif di Hotel Khas Makassar, Sabtu (11/6/2022). (Foto: Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Anggota DPRD Kota Makassar, Budi Hastuti menggelar sosialisasi peraturan daerah (perda) nomor 3 tahun 2016 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Hotel Khas Makassar, Sabtu (11/6/2022). Dalam kegiatan tersebut ia menyebutkan, regulasi ini masih belum diketahui masyarakat. Sehingga, perlu peran dari peserta membantu menyebarluaskan Perda tentang ASI Eksklusif.

“Kita minta peserta bisa bantu pemerintah sebarluaskan perda ini karena sangat penting,” kata Budi Hastuti.

Ia mengatakan, kandungan dalam ASI memiliki zat-zat yang dibutuhkan bayi dan hal itu tidak ada di susu formula yakni colostrum. Zat ini bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi dan menciptakan kekebalan imun.

Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM

“ASI diberikan hingga enam bulan secara eksklusif. Artinya, tidak ada campuran makanan lain selain ASI,” tambah legislator dari Fraksi Partai Gerindra itu.

Untuk memaksimalkan pemberian ASI ini, Budi meminta baik kantor pemerintahan hingga swasta memperbanyak ruang laktasi. Apalagi, pekerja perempuan sangat dominan utamanya di perusahaan.

“Saya lihat ruang laktasi belum maksimal. Makanya penting untuk diimbau agar ruang laktasi ini diperbanyak,” ungkapnya.

Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe

Sementara itu, narasumber kegiatan, Amalia Malik mengatakan, banyak manfaat pemberian ASI eksklusif ke bayi. Diantaranya, mempererat hubungan anak dan ibu. Manfaat pemberian ASI secara eksklusif terhadap ibu yakni terjadi KB alami, terutama pemberian ASI periode 0-6 bulan. Berdasarkan penelitian, sel sperma yang berhasil tembus hanya 1 persen.

“Saat menyusui, terjadi peluk-pelukan dan hal ini berdampak tumbuhnya kasih sayang anak ke orang tau. KB alami ini, saat menyusui secara konsisten maka hormon kesuburan ditekan sehingga tidak bisa membuahi,” tutup Amalia. (*)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646