REPUBLIKNEWS.CO.ID, BANJARMASIN — Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin bersama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) menggelar acara Religi Expo ke-7 & Mooncake Festival 2022 di halaman Siring Nol Kilometer, Kota Banjarmasin. Saat pembukaan berlangsung, sejumlah tokoh-tokoh dari pemuka agama, pemerintah, TNI/Polri, seniman, serta perwakilan komunitas dan masyarakat Banjar berdiri di atas panggung Religi Expo.
Dengan tema bertajuk: menjaga kerukunan, melestarikan budaya dan merayakan keragaman, yang berlangsung sejak tanggal 9-11 September 2022 itu mereka sambil menabuh gendang sebagai tanda dibukanya acara tersebut.
Sederet stand dari komunitas keagamaan dari penganut Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, serta Kong Hu Cu. Dan termasuk, stand khusus penghayat kepercayaan di Kalsel juga disediakan. Ada sejumlah produk berjejer di beberapa stand Religi Expo, serta wadah itu mengenalkan setiap profil lembaga, agama dan komunitasnya.
Baca Juga : Jasa Raharja Kalsel Dukung Indonesia Bebas ODOL, FKLL Tegaskan Sinergi Pengawasan
Dalam memimpin doa diacara Expo Religi ke-7 itu. Pemuka Buddha, Banthe Shaddaviro Mahatera mengajak masyarakat Banjar agar memanjatkan doa. Supaya, kata dia, keberagamaan senantiasa terus terjalin dalam antar suku dan umat beragama.
“Agar acara kita dalam kesempatan ini, yaitu Religi Expo ke-7. Mari panjatkan doa masing-masing kepercayaan,” ucap Bhante di atas panggung.
Dengan kekuatan Yang Maha Esa (YME), ucap Bhante bahwa senantiasa yang telah kita lakukan bersama ini, maka niat yang tulus dan cara yang baik. Tujuan itu, kata dia, seyogyanya agar terkondisikan dengan baik pula. “Doa yang baik untuk bangsa Indonesia. Dan terbebas dari marabahaya, khususnya masyarakat Kalimantan Selatan,” ungkap dia.
Baca Juga : Perkuat Kolaborasi, Kakorlantas Polri dan Jasa Raharja Bahas Strategi Keselamatan Lalu Lintas
Ke depannya, Bhante mengharapkan agar tokoh-tokoh dan anak bangsa dapat memperoleh kekuatan, kesehatan dan tercapai apa yang diniatkannya. Dengan keyakinan, menurutnya akan terwujud setiap kebajikan dihari-harinya.
Direktur LK3 Banjarmasin, Abdani Solihin menyampaikan dalam sambutan bahwa kegiatan Religi Expo ini terlaksana dengan baik. Dia menyebut berkat jalinan kerjasama dengan PSMTI Kalsel, serta bantuan kerja dari pengurus LK3 Banjarmasin, yakni Intan, Isa dan Tia telah menjembatani tokoh pemuda lintas agama.
“Mereka semua rela dan mau melaksanakan acara Religi Expo ke-7 & Mooncake Festival 2022 ini. Tanpa mengecilkan peran yang lain, saya kira peran PSMTI Kalsel juga sangat luar biasa,” ucap Abdani Solihin kepada Republiknews.com, pada Jum’at (9/9/2022) sore.
Kemudian, Abdani berterimakasih kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan atas kelonggaran dan bantuan dari tempat kegiatan ini. Acara Religi Expo, menurutnya adalah bagian partisipasi masyarakat kecil dari wilayah Kalsel. “Tentu masyarakat yang damai, aman dan tenteram. Penuh toleransi,” ujarnya.
Baca Juga : Jasa Raharja Salurkan Santunan Rp650 Juta untuk Korban Kecelakaan Selama PAM Lebaran 2025 di Kalsel
LK3 Banjarmasin telah menghimpun 30 pemuda lintas agama dalam acara Religi Expo ini. Menurut Abdani, toleransi tanpa kerjasama maka tak bermakna. “Begitu juga kerukunan tanpa kolaborasi di antara yang berbeda. Tidak memberi arti apapun,” ucap dia.
Karena itu, Abdani menyebut acara Religi Expo ke-7 ini adalah miniatur dari kerjasama dan kolaborasi antar umat beragama. Mudah-mudahan, kata dia, setiap keseharian dan kegiatan masyarakat Banjar dapat terus menjalin kerukunan bersama, walau ada perbedaan.
“Saya juga berterimakasih kepada sponsor bahwa kegiatan seperti ini sangat penting, maka berjalanlah acara ini,” ungkap dia.
Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan
Di dalam acara Religi Expo, Abdani menjelaskan rangkaiannya ada panggung budaya yang terdapat 30 penampil dari organisasi berbasis agama dan budaya. “Selain itu ada pelbagai lomba digelar. Termasuk logo dibelakang saya ini, adalah hasil dari lomba. Besok ada lomba mewarnai, busana adat nusantara dan baju adat Tionghoa yang mengalami pembauran dengan busana adat Banjar,” kata dia.
Ketua PSMTI Kalimantan Selatan, Arifin Suritiono menyadari bahwa kegiatan Religi Expo ini sangat baik, terlebih untuk membentuk keberagamaan antar umat di Banjarmasin. Walaupun berbeda, menurutnya warga Banjarmasin sangat terbuka, serta saling menanamkan nilai toleransi tersebut.
“Kami (PSMTI Kalsel) melaksanakan acara mooncake (Kue Bulan). Ini adalah budaya dari tradisi masyarakat Tionghoa,” ucap Arifin.
Baca Juga : Jasa Raharja dan Polda Kalsel Gelar Mudik Gratis 2025, 400 Pemudik Diberangkatkan
Acara ini, Arifin menjelaskan kegiatan yang cukup besar setelah Imlek. Kata dia, memperingati acara kue bulan ini ketika pertengahan musim gugur. “Ketika bulan purnama, kita biasanya kumpul bersama masyarakat Tionghoa menggelar acara ini,” jelasnya.
Kata dia, acara ini adalah ungkapan rasa syukur terhadap bulan tersebut. Sambil menikmati kue, Arifin menyebut bersama-sama untuk berkumpul sambil merekatkan antar sesama.
“Termasuk dalam kegiatan ini, acara Mooncake itu adalah cara merekatkan antar sesama. Lalu ada keterkaitan, tujuan kita untuk menyatukan bersama,” pungkasnya.
