REPUBLIKNEWS.CO.ID, LUWU TIMUR- Stadion Malili yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), segera dikerjakan.
Hal Itu disampaikan Tenaga Teknis Pembangunan Stadion Malili, Jante. Jante mengatakan proyek senilai Rp14,2 miliar ini sudah ada pemenangnya dan juga sudah dilakukan penandatanganan kontrak dengan pihak rekanan pada Rabu 27 Juli 2022 lalu.
“Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Luwu Timur sebagai lining sektor proyek ini sudah melakukan proses penandatanganan kontrak dengan pihak rekanan,” tandas Jante
Baca Juga : Pj Gubernur Sulsel Bertekad Kembalikan Kejayaan Wija To Luwu Lewat Sektor Pertanian
Adapun pihak rekan pemenang proyek ini, sebut Jante dimenangkan oleh PT. Arafah Alam Sejahtera dan Konsultan pengawas, CV, Duta Kontruksi.
“Proyek lanjutan Stadion Malili ini dikerjakan selama 150 hari kalender. Proyek tersebut merupakan mega proyek
yang masuk dalam program Kegiatan Prioritas (KP) 1 Bupati Luwu Timur, Budiman,” ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa, proyek ini murni menggunakan APBD tahun 2022 yang peruntukan untuk fasilitas olahraga berstandar internasional. Adapun item pekerjaan ini, yaitu penimbunan lapangan , beton lintasan lari plus dengan pengaspalan. Kemudian penanaman rumput dengan aksesoris lengkap dengan sistem penyiraman rumput.
Baca Juga : Logistik Pemilu di Luwu Timur Aman, Satu TPS di Blank Spot Area
Selanjutnya, pembagunan pagar keliling lapangan dengan jenis pagar BRC yang dilengkapi sistem penerangan (lampu). Adapun item pendukung, yaitu pemasangan trapo oleh PLN khusus untuk kebutuhan stadion. Untuk material timbunan lapangan stadion ini akan mengunakan material Pembagunan Islamic Center.
“Material timbunan ini akan diambil dari galian proyek Islamic Center sesuai dengan dokumen lingkungan UKL UPL,” pungkas Jante.
Sebelumnya, proyek Stadion Malili dimulai dikerjakan dari tahun 2011 untuk tiga tahun hingga tahun 2013 ditargetkan rampung. Namun proyek Stadion Malili mangkrak dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun dan belum belum bisa dinikmati oleh masyarakat hingga saat ini. (*)
