REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Museum Istana Balla Lompoa kembali menjadi saksi penyelengaraan Maudu’ (Maulid) Adaka Ri Gowa yang digelar Srikandi Balira Lembaga Adat Kerajaan Gowa, Jumat, 12 September 2025 lalu.
Kegiatan tersebut menjadi tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan Keluarga Kerajaan Gowa.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, Ikbal Thiro menilai, pelaksanaan Maudu’ Adaka Ri Gowa memiliki sarat makna religius dan budaya. Sehingga ini menjadi wujud pelestarian adat dan penghormatan atas nilai-nilai Islam yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Gowa.
Baca Juga : Dari Aduan Warga hingga Layanan Online Terpadu, Wamendagri Akui Digitalisasi Makassar yang Terbaik
Sehingga tentunya pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Parisiwata dan Kebudayaan Gowa memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan keagamaan dan budaya ini.
“Kegiatan merupakan salah satu warisan leluhur yang terus dilestarikan hingga saat ini,” ujarnya.
Lanjut Ikbal, Maudu’ Adaka Ri Gowa bukan hanya sekadar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mengandung nilai sejarah, budaya, dan spiritualitas yang tinggi bagi masyarakat Gowa.
Baca Juga : Hasil Lengkap CostuMAXI 2025: XMAX, NMAX, Aerox dan Lexi Punya Raja Modifikasi Baru
“Tradisi ini bukan hanya menjadi sarana memperkuat keimanan dan silaturahmi masyarakat, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang harus terus kita jaga dan lestarikan,” ujarnya.
Menurut Ikbal, pelaksanaan Maudu’ Adaka Ri Gowa di Balla Lompoa memiliki makna historis tersendiri karena berada di pusat peninggalan Kerajaan Gowa. Kehadiran masyarakat dalam acara ini sekaligus menjadi bukti kuatnya keterikatan antara budaya, agama, dan sejarah di tanah Gowa.
“Balla Lompoa adalah simbol kejayaan Kerajaan Gowa. Ketika Maulid dilaksanakan di sini, kita melihat adanya harmoni antara sejarah dan nilai religius yang diwariskan turun-temurun. Inilah yang membuat tradisi Maulid Adaka Ri Gowa begitu istimewa,” tambahnya.
Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino
Dirinya juga menegaskan, pihaknya akan terus berupaya menjadikan kegiatan budaya keagamaan seperti ini sebagai bagian dari promosi pariwisata berbasis kearifan lokal. Dengan begitu, kegiatan tradisi dapat berdampak positif terhadap perkembangan sektor budaya dan ekonomi masyarakat.
Maudu’ Adaka Ri Gowa setiap tahunnya selalu menjadi magnet bagi masyarakat, tidak hanya dari Kabupaten Gowa, tetapi juga dari berbagai daerah lainnya.
“Kehangatan budaya, kekentalan tradisi, serta nuansa religius menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu agenda penting dalam kalender budaya Gowa,” tegasnya.